ANDALPOST.COM – Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (SP) bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (1/2) kemarin.
Surya Paloh datang ke markas Golkar ditemani elit partainya, salah satunya Sekjen Nasdem Johny G Plate. Sedangkan dari Golkar sendiri Surya Paloh disambut oleh elit bekas partainya tersebut yakni Waketum Golkar Hetifah, Sekjen Lodewijk Paulus dan jajaran DPP lainnya.
Pertemuan ini menjadi perbincangan hangat dan dianggap sebagai salah satu manuver politik dari Nasdem untuk Pemilu 2024. Seperti diketahui Nasdem akhir-akhir mulai menavigasi beberapa parpol untuk diajaknya berkoalisi memenangkan Anies Baswedan.
Menariknya kehadiran Surya Paloh ke Golkar ini disinyalir diutamakan daripada lebih dulu menghadiri dua koalisinya yakni Demokrat dan PKS.
Bahkan ketika ditanya oleh wartawan mengapa prioritas bertemu dengan Golkar daripada koalisinya membuat SP keringetan.
“Agak keringatan dikit ya ha-ha,” jawab Surya Paloh kepada awak media.
SP mengklaim bahwa Golkar menjadi prioritas lantaran ada sejarah panjang antara dua partai ini.
Pasalnya sudah selama 16 tahun Surya Paloh membangun karir perpolitikan di Golkar. Bahkan sempat dicalonkan menjadi Ketua Umum.
“Baiklah kenapa harus duduk dengan Golkar, ya prioritas bagi NasDem. Ada satu romantisme, ada satu pegangan, sejarah perjalanan kehidupan saya pribadi dalam usia yang saya capai sampai saat ini,” ujar Paloh.
“Jenjang karir politik saya yang saya capai hari ini, saya harus jujur menyatakan kepada saudara semuanya. 16 tahun usia saya sudah berada di barisan Golkar, tambah 43 tahun cukup lama itu, lebih setengah abad rasanya,” tambahnya.
“Jadi Golkar sendiri ada 43 tahun baru kemudian ada NasDem, jadi terlepas apapun juga kekurangan satu sama lain, tapi modal kebersamaan, catatan sejarah, saling pemahaman, nggak salah dibilang alumni Golkar, itu memang benar adanya. Jadi prioritas,” tegas Paloh.
Lantas apakah pertemuan dua tokoh politik hanya sebatas romantisme?
Jelas tidak mungkin keduanya bertemu tanpa ada deal politik yang dilakukan. Terbukti Surya Paloh mengatakan bahwa dia membuka peluang untuk Golkar bergabung dengan KIB.
Pasalnya koalisi dalam politik selalu memiliki potensi atau kemungkinan hingga menit-menit terakhir.
“Kenapa nggak yang lain, yang lain kita memang baru mencoba ya, baru mencoba,” kata Surya Paloh.
“Apakah perlu mungkin akan bergabung dengan KIB? Ya sama-sama mungkin KIB bergabung dengan NasDem kan, jadi probability kemungkinan itu masih terbuka,” ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.