Pro Kontra
Sebelumnya, Jepang telah mendapat persetujuan dari pengawas badan nuklir PBB untuk membuang limbah radioaktif yang diolah dari PLTN Fukushima ke laut.
Sayangnya, rencana tersebut menuai kontra dari negara tetangga, yaitu Korsel dan China. Senada dengan Korsel, serikat nelayan Jepang juga menentang keras rencana tersebut.
Mereka mengancam akan membatalkan pekerjaan untuk memperbaiki reputasi setelah sejumlah negara melarang beberapa produk makanan Jepang.
Petisi dari daerah sekitar pabrik pun telah mengumpulkan lebih dari 250.000 tanda tangan sejak proposal pertama kali dibuat.
Namun, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang telah melakukan tinjauan terhadap rencana itu selama dua tahun, mengatakan Jepang konsisten dengan standar keselamatan global.
Pihak IAEA juga menjelaskan meskipun akan muncul dampak radiologis, tapi hal itu dapat diabaikan.
Lebih lanjut, Ketua IAEA Rafael Grossi juga menegaskan akan berusaha untuk menghilangkan kekhawatiran. Serta menempatkan stafnya di pabrik Fukushima guna memantau pembuangan limbah tersebut.
“Kami harus mengakui bahwa rencana seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya,” tutur Grossi.
Senada dengan Grossi, Pemerintah Jepang pun mengklaim rencana tersebut aman. Sebab telah mengolah air yang cukup untuk mengisi 500 kolam renang ukuran olimpiade.
Langkah itu bertujuan untuk mendinginkan batang bahan bakar pembangkat Fukushima yang rusak akibat gempa dan tsunami.
Jepang menjelaskan air tersebut telah disaring untuk menghilangkan sebagian unsur radioaktif. Kecuali tritium, isotop hidrogen yang memang sulit dipisahkan dari air.
Kemudian, air yang diolah akan diencerkan jauh di bawah tingkat tritium yang disetujui secara internasional sebelum akhirnya dilepaskan ke Pasifik. (spm/ads)