Amazon dan GMB Mengenai Pengakuan Perusahaan
Amazon sebelumnya pernah menawarkan kontrak baru ketika mencoba melawan tawaran GMB. Terutama untuk menjadi serikat pekerja pertama di Eropa yang diakui oleh perusahaan.
Kini, perusahaan tersebut mempekerjakan sebanyak lebih dari 70.000 orang, setidaknya di Inggris. Amazon sendiri mengatakan bahwa mereka tidak percaya bahwa pengakuan serikat pekerja itu merupakan hal yang tepat.
Dikatakan bahwa mereka lebih suka berbicara langsung dengan karyawannya daripada melalui serikat pekerja.
Sementara, demi menyerukan kenaikan upah per jam para pekerja menjadi £15 per jam, para pekerja Amazon di Coventry melakukan pemogokan kerja yang berlangsung selama 16 hari.
Amanda Gearing sebagai penyelenggara senior dari GMB mengatakan, bahwa kontrak staf yang lebih fleksibel ini memiliki nilai yang positif. Akan tetapi prioritas tenaga kerja adalah adanya peningkatan gaji.
“Kurasa ini bukan yang mereka cari sekarang. Mereka menginginkan lebih banyak uang di saku mereka. Apa yang mereka katakan kepada kami adalah mereka tidak bisa hidup dengan gaji miskin,” jelas Gearing.
Amazon mengatakan, bahwa pihaknya sejauh ini telah melakukan peningkatan pembayarannya yang kompetitif. Serta baru-baru ini juga menaikkan upah sebesar 10%.
Pihak GMB menjelaskan, bahwa justru mayoritas pekerja di gudang Amazon Coventry menginginkan perwakilan serikat pekerja. Lalu mengajukan permohonan ke Komite Arbitrase Pusat (CAC) untuk pengakuan undang-undang.
Travis sendiri tidak tertarik pada masalah mengenai apakah perusahaan akan siap untuk mengakui GMB. Terlebih jika mereka dapat membuktikan dukungan mayoritas di antara tenaga kerja Coventry.
“GMB telah mengajukan permohonan formal ke CAC dan kami bekerja sama dengan CAC sebagai bagian dari proses tersebut. Kami terus fokus untuk berhubungan langsung dengan karyawan kami dan kami terus menawarkan tingkat gaji yang sangat menarik dan tunjangan yang komprehensif,” tutur Travis. (ala/ads)