Model yang dibuat meliputi proses deforestasi, kelembaban tanah, curah hujan, tutupan awan dan faktor lainnya yang bisa berefek pada suhu di wilayah tersebut.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua model wilayah yakni daerah di bagian Kanto, Jepang dan daerah tropis di semenanjung Malaysia.
Mereka menjalankan dua skenario iklim yang terjadi di daerah tersebut menggunakan data cuaca dari 2005 sampai dengan 2014.
Proyeksi tersebut membuat mereka berhasil menemukan bahwa kesenjangan suhu hampir mendekati 0.5 Celcius di Kanto dan 0.25 Celcius di semenanjung Malaysia.
“Kesenjangan itu dapat meningkatkan jumlah awan,” jelas Doan Quan Van.
“Tentu saja nantinya hal itu bisa berpengaruh pada kondisi iklim,” ucapnya lagi.
Para peneliti mengatakan bahwa penelitian ini dapat membantu para ilmuwan mengembangkan analisis tentang pengaruh perubahan iklim.
Selain itu mereka juga berharap bahwa penelitian ini dapat membantu para ilmuwan lain untuk memahami lebih dalam tentang pengaruh perbedaan suhu yang dapat mempengaruhi masyarakat dan lingkungan.
“Penting untuk mengetahui bagaimana perubahan suhu di masa mendatang. Karena ini akan sangat berpengaruh pada manusia, hewan, tumbuhan dan segala yang ada di bumi,” ujarnya menegaskan.
“Dari situ kita bisa mengatur bagaimana cara menangani efek yang timbul dari pengaruh awan-awan itu,” tutupnya. (mic/fau)