Nvidia pun mengumumkan rencana untuk mengambil alih Arm pada tahun 2020. Namun, kesepakatan itu gagal di tengah pengawasan peraturan dari Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok.
“IPO Arm adalah listing paling heboh yang pernah kami lakukan di pasar untuk sementara waktu,” kata Kyle Rodda, analis pasar senior di perusahaan pialang Capital.com.
Arm dikenal sebagai perusahaan terbesar yang mengumumkan penjualan sahamnya tahun ini. Meski berada di tengah situasi melonjaknya suku bunga dan masih tingginya inflasi, tapi banyak pihak yang mengatakan pencapaian Arm ini tetap perlu diawasi secara ketat.
Kini, Arm juga mulai akan berfokus pada pertumbuhan royalti dan menyediakan produk kepada pelanggannya yang berbiaya dan menghasilkan lebih banyak. Hal ini diungkapkan oleh Chief Financial Officer Arm, Jason Child kepada CNBC dalam sebuah wawancara.
Banyak royalti Arm berasal dari produk yang dirilis beberapa dekade lalu. Sekitar setengah pendapatan royalti perusahaan, yang berjumlah $1,68 miliar pada tahun 2022, berasal dari produk yang dirilis antara tahun 1990 dan 2012.
“Sebagai CFO, ini adalah salah satu model bisnis terbaik yang pernah saya lihat. Kadang-kadang saya bercanda bahwa produk-produk lama itu seperti katalog Beatles, mereka terus memberikan royalti. Beberapa dari produk tersebut berusia tiga dekade,” kata Child.
Di samping itu, Arm kini bisa dibilang telah menjadi salah satu raja dalam industri chip. Arsitektur Arm digunakan di hampir setiap chip ponsel cerdas. Tidak heran jika dari hari ke hari, pencapaian Arm semakin besar. (paa/ads)