Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

AS Dianggap Mengancam Penggunaan Nuklir, Korea Utara Siap Lakukan Serangan Balasan

AS Dianggap Mengancam Penggunaan Nuklir, Korea Utara Siap Serangan Balasan
Menteri Pertahanan Korea Utara, Kang Sun Nam. (Sumber: KCTV)

ANDALPOST.COM – Pada Kamis, (20/7/2023), Menteri Pertahanan Korea Utara, Kang Sun Nam, mengatakan bahwa mungkin akan menggunakan kekuatan nuklirnya. Pernyataan tersebut bukanlah tanpa alasan, melainkan karena ancaman AS yang semakin intens.

Hal ini dapat terlihat dari laporan KCNA (media pemerintah Korea Utara) yang memperlihatkan tindakan AS seperti penyebaran kapal induk, kapal selam dengan rudal milik AS dan Korsel, dan berbagai tindakan lainnya yang dapat memicu nuklir milik Korea Utara. 

Kapal selam nuklir yang telah tiba di Pelabuhan Pusan merupakan hal yang paling dikhawatirkan Korea Utara saat ini. Dimana, hal tersebut juga diklaim oleh Menteri pertahanan Kang, yang menjelaskan bagaimana kapal selam tersebut merupakan strategi senjata nuklir yang dikerahkan di semenanjung Korea

Tanggapan dari Korea Utara pun diberikan berupa peringatan kepada pihak Amerika dan angkatan militer Korea Selatan ROK. 

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Kang, dijelaskan mengenai bagaimana Korea Utara mengetahui pertemuan “kelompok konsultatif nuklir” (NCG) yang dilakukan pada 18 Juli untuk membahas rencana penggunaan senjata nuklir terhadap Korut.

Ancaman AS dan Korea Selatan

AS Dianggap Mengancam Penggunaan Nuklir, Korea Utara Siap Serangan Balasan
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Presiden AS Joe Biden. (Sumber: AP)

Seperti yang diketahui kerjasama militer yang dilakukan oleh AS dan Korea Selatan semakin gencar dilakukan. Yang dimana pada tanggal 18 Juli lalu, kapal selam berkekuatan nuklir AS tiba di Korsel.

Dikatakan bahwa kedatangan kapal selam itu merupakan tanggapan bagi Korea Utara yang semakin gencar mengembangkan nuklir.

Keputusan tersebut merupakan hasil dari kesepakatan yang dilakukan secara bersamaan oleh kedua negara dalam pertemuan puncak Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol dan Presiden AS Joe Biden pada bulan April lalu. 

Dalam pertemuan NCG, pihak Korea Selatan diyakini bahwa negara tersebut tidak perlu mengembangkan  nuklir milik mereka sendiri.

Hal tersebut dikarenakan baik AS maupun Korsel akan saling memfasilitasi informasi, koordinasi, hingga perencanaan penyerangan terhadap Korea Utara.

“Melalui aliansi Korea Selatan-AS yang ditingkatkan ke paradigma baru berbasis nuklir. Kami akan melakukan upaya substansial untuk secara fundamental memblokir ancaman nuklir dan rudal Korea Utara,” ujar Presiden Yoon.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.