Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Lloyd Austin mengatakan Menhan Belanda dan Denmark bekerja sama dengan Washington dalam pelatihan jet tempur bagi Ukraina. Serta Norwegia, Belgia, Portugal, dan Polandia.
Bahkan, negara-negara tersebut juga menawarkan bantuan guna mewujudkan pelatihan tersebut.
Tak hanya itu, Austin menambahkan sekutu akan menyiapkan dana. Sehingga negara lain dapat berkontribusi pada upaya keseluruhan.
Pesawat Tempur F-16
Milly mengatakan pesawat tempur F-16 bukanlah senjata ajaib.
“Tidak ada senjata ajaib, bukan F-16 atau senjata lainnya,” terang Milly.
Padahal, pesawat tempur F-16 menelan biaya mencapai Rp 29 triliun, termasuk pemeliharaan.
“Rusia memiliki seribu pesawat tempur generasi keempat dan kelima, jadi jika Anda akan melawan Rusia di udara, Anda akan membutuhkan sejumlah besar pesawat tempur generasi keempat dan kelima,” klaim Milly.
F-16 memiliki peran masa depan sebagai bagian dari kemampuan udara Ukraina. Namun, membutuhkan waktu lama untuk membangun angkatan udara dengan ukuran dan ruang lingkup serta skala yang diperlukan.
Sistem pertahanan udara masih menjadi senjata yang paling dibutuhkan Ukraina dalam upaya melawan Rusia.
Guna membantu Ukraina, AS siap menggelontorkan dana sebesar Rp4 triliun. Sebagian besar terdiri dari amunisi.
Bantuan itu diharapkan berisi lebih banyak Guided Multiple Launch Rockets (GMLRS) untuk peluncur HIMARS serta amunisi lainnya. (spm/ads)