Rancangan resolusi tersebut menuntut pihak-pihak yang berkonflik untuk bekerja sama dengan koordinator untuk memenuhi mandat mereka tanpa penundaan atau hambatan.
Tidak jelas perbedaan apa yang akan dihasilkan oleh bahasa baru mengenai pengiriman bantuan kemanusiaan terhadap konvoi bantuan. Namun, Thomas-Greenfield membantah bahwa resolusi tersebut telah diperlunak.
“Rancangan resolusi tersebut adalah resolusi yang sangat kuat yang didukung penuh oleh kelompok Arab yang memberikan mereka apa yang mereka rasa diperlukan untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan di lapangan,” katanya.
Dalam perundingan minggu ini, AS berargumentasi kendali eksklusif kepada PBB atas mekanisme pengiriman kemanusiaan yang akan berlangsung selama satu tahun. Tidak fleksibel dan pada akhirnya dapat menghambat pengiriman pasokan darurat.
Penghapusan seruan penghentian permusuhan akan mengurangi tekanan internasional terhadap Israel, yang telah menolak tenggat waktu untuk menyelesaikan serangannya.
Begitu pula dengan pengeditan satu paragraf dalam resolusi asli yang mengutuk dengan tegas semua pelanggaran hukum humaniter internasional.
Termasuk semua serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil dan objek sipil, semua kekerasan dan permusuhan terhadap warga sipil, dan semua tindakan terorisme.
“AS mungkin berhasil mengubah situasi yang sangat buruk menjadi sebuah peluang. Mereka telah berhasil melunakkan perjanjian tersebut sehingga Washington dapat menyetujuinya, namun Rusia khususnya akan kesulitan untuk menerima perjanjian tersebut,” kata Richard Gowan, direktur PBB di International Crisis Group.
“Bahasa dalam menciptakan kondisi untuk penghentian permusuhan sangatlah tidak jelas,” imbuhnya.
“Bahasa di sekitar koordinator benar-benar kacau balau,” tambah Gowan.
“Masih ada pendapat mengenai gagasan mekanisme kemanusiaan PBB, namun gagasan tersebut sangat kabur sehingga hanya memberikan sedikit panduan atau pengaruh bagi PBB,” bebernya. (spm/ads)