Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

AS Tegur SMIC untuk Hentikan Pasokan Chip ke Perusahaan Ponsel China

Orang-orang berjalan melewati toko Huawei dengan iklan smartphone seri Mate 60, di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM — Persaingan dagang antara Amerika Serikat dan Huawei sepertinya semakin panas. Di beberapa bulan lalu, China mengeluarkan kebijakan yang menggemparkan dunia dengan dibatasinya bahan baku chip. 

Usai berlakunya aturan tersebut ratusan perusahaan yang bergerak di manufaktur teknologi mulai kalang kabut karena menurunnya pasukan bahan baku. Apalagi selama ini dunia bergantung pada pasokan dari China. 

Mulai saat  itu, negara-negara besar memberlakukan aturan yang diduga sebagai upaya balik untuk membungkam China. Amerika Serikat hingga Inggris berlomba-lomba untuk membuat kebijakan untuk menghukum China. 

Teguran Kongres Amerika Serikat

Salah satu kantor SMIC yang terletak di Shanghai Sumber: Caixing

Pada Rabu (6/9/2023), anggota kongres Amerika Serikat menegur salah satu perusahaan yang berasal dari Amerika Serikat. Anggota parlemen tersebut bahkan meminta kepada Departemen Perdagangan Amerika Serikat untuk menghentikan secara keseluruhan ekspor teknologi ke perusahaan semikonduktor terkemuka Tiongkok dan raksasa telekomunikasi Huawei. 

Apalagi baru-baru ini, Huawei telah mengumumkan peluncuran ponsel terbarunya yang didukung oleh teknologi 5G. Anggota kongres Amerika Serikat tersebut bahkan meminta kepada pemerintah Amerika Serikat untuk diperluasnya sanksi terhadap pembuat chip, Semiconductor International Manufacturing Corp (SMIC).

Kecaman dari Amerika Serikat ini menyusul setelah Huawei merilis ponsel barunya, Mate 60 Pro. Perangkat ini ditenagai oleh prosesor canggih yang diyakini dibuat oleh produsen Amerika Serikat, SMIC. 

“Sepertinya hal itu memang” melanggar sanksi, kata Perwakilan Michael McCaul pada hari Rabu (6/9/2023) dalam sebuah pengarahan di Kedutaan Besar AS di Den Haag. 

Diluncurkannya ponsel milik Huawei tersebut sebagai penanda bahwa Tiongkok telah membuat kemajuan. Terutama dalam mengurangi ketergantungannya pada perusahaan asing untuk membuat teknologi terbarunya sendiri.

Meski tidak ada klaim mengenai dari mana chip terbaru tersebut didapatkan, publik yakin bahwa chip yang digunakan China tersebut tidak mungkin dirproduktsi tanpa bantuan Amerika Serikat. 

Anggota kongres Amerika Serikat pun menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh perusahaan Amerika Serikat tersebut telah melanggar hukum negeri Paman Sam. Juga berpotensi merusak keamanan nasional.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.