Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Lagi-lagi Kontroversi Baru Dialami ‘X’, Dibawah Pimpinan Elon Musk

Platform ‘X’ bersama sang CEO, Elon Musk (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM — Sejak berada di bawah kepemimpinan Elon Musk, ‘X’ yang dulunya dikenal sebagai Twitter tidak berhenti melakukan kontroversi. Sejak diakuisisi pada akhir tahun lalu, nama ‘X’ tidak pernah mereda dari pembicaraan. 

Baru-baru ini, Elon Musk kembali berkasus dengan salah satu organisasi internasional yang berbasis di Amerika Serikat. Kasus terbaru yang menyeret nama platform ‘X’ ini membuat adanya perselisihan antara Elon Musk dengan organisasi Anti-Pencemaran Nama Baik. 

Elon Musk berdalih bahwa klub tersebut sedang melakukan percobaan untuk menghancurkan media sosial yang kini didominasi warna hitam tersebut. Ancaman yang digulirkan ke platform milk Elon Musk ialah tuduhan antisemitisme. 

Pembelaan diri tersebut diungkapkan oleh Elon Musk melalui akun media sosial ‘X’nya pada Selasa (5/9/2023). Elon Musk mengatakan bahwa pihak ADL ingin jika platform “X” ditutup. 

“Sejak akuisisi, The @ADL telah mencoba mematikan platform ini dengan menuduh saya & platform ini sebagai anti-Semit,” tulis Elon Musk dalam unggahannya. 

Tidak hanya itu, dalam postingan lain, Musk juga mengatakan penjualan iklan untuk bisnis tersebut turun 60%. Musk menuduh ADL telah berperan besar dalam menurunnya pendapatan dari ‘X’. 

‘X’ Menuduh ADL Melakukan Pencemaran Nama Baik

Serangkaian tweet Elon Musk yang mengkritik ADL Sumber: Anxious

Orang terkaya di dunia itu juga mengindikasikan bahwa ia akan menuntut kelompok tersebut atas pencemaran nama baik. ‘X’ sangat tidak terima atas tuduhan yang terus dilayakan oleh ADL tersebut. Sehingga ‘X’ berencana untuk melayakan gugatan atas kasus pencemaran nama baik.

Musk baru-baru ini menggugat kelompok anti-perkataan kebencian lainnya, yakni Pusat Penanggulangan Kebencian Digital. Dalam gugatan yang menuduhnya merusak hubungan X dengan pengiklan. 

CCDH pun mengatakan, pihaknya akan melawan gugatan tersebut dan terus menahan diri dari ‘kekerasan Twitter’.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.