Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Atasi Kecanduan Nikotin Remaja, Australia Siap Terapkan Larangan Impor Vape Sekali Pakai

Penggunaan vape sekali pakai yang saat ini marak digunakan seluruh kalangan di seluruh dunia (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

Australia telah menjadi pemimpin global dalam mengurangi tingkat merokok dan risiko kesehatan yang terkait.

Komunitas medis pun melihat langkah ini sebagai langkah penting untuk mencegah dampak buruk lebih lanjut.

Mulai 1 Januari 2024, praktisi medis dan praktisi perawat akan diberi wewenang untuk meresepkan vape, dan pasien dapat mengisi resepnya di apotek.

Selain itu, sebuah skema akan diperkenalkan untuk memungkinkan dokter dan perawat meresepkan vape “jika sesuai secara klinis.”

Pengumuman ini muncul di tengah kampanye balasan yang diprakarsai oleh kelompok lobi ritel, Aliansi Pembayar Pajak Australia, yang dipimpin oleh Brian Marlow.

Baliho yang didanai oleh kelompok tersebut memperingatkan para pengguna vape akan kemungkinan hukuman penjara dua tahun berdasarkan perubahan yang akan datang. 

Pakar pengendalian tembakau Profesor Becky Freeman dari Universitas Sydney mengkritik papan reklame tersebut sebagai “kampanye menakut-nakuti”.

Di mana bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari sifat predator industri vaping dan menciptakan narasi palsu bahwa pemerintah menargetkan individu.

Australia memiliki sejarah yang kuat dalam memerangi rokok. 

Pada tahun 2012, negara ini menjadi negara pertama yang menerapkan undang-undang “kemasan biasa” untuk rokok, sebuah kebijakan yang kemudian diadopsi oleh negara lain, termasuk Perancis dan Inggris.

Pajak yang tinggi juga berperan dalam menaikkan harga sebungkus rokok menjadi sekitar Aus$50 (Rp 510.000).

Larangan impor vape sekali pakai mencerminkan komitmen berkelanjutan Australia terhadap kesehatan masyarakat. Juga sebagai upaya proaktif untuk menjaga kesejahteraan generasi muda di tengah lanskap konsumsi nikotin yang terus berkembang. (paa/ads)