ANDALPOST.COM – Azerbaijan mengatakan pihaknya telah menghentikan aksi militer di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri setelah keberhasilannya di medan perang memaksa pasukan separatis Armenia untuk menyetujui gencatan senjata, Rabu (20/9/2023).
Berdasarkan perjanjian tersebut, pasukan separatis akan dibubarkan dan dilucuti. Sementara pembicaraan tentang masa depan etnis Armenia yang tinggal di sana akan dimulai pada hari ini, Kamis (21/9/2023).
Gencatan senjata mulai berlaku mulai pukul 1 siang atau (09.00 GMT) pada hari Rabu.
Dalam pidatonya pada Rabu malam, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan Baku telah memulihkan kedaulatannya dan pasukan Armenia mulai menyerahkan senjata mereka serta meninggalkan wilayah tersebut.
Dia mengatakan warga Armenia Karabakh akan diberitahu bahwa mereka dapat mengambil bagian dalam pemilihan umum Azerbaijan, menerima pendidikan negara, dan secara bebas mempraktikkan agama Kristen di negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
“Kami akan mengubah Karabakh menjadi surga,” kata Aliyev.
Karabakh, sebuah daerah pegunungan di wilayah Kaukasus Selatan yang lebih luas dan bergejolak, diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, tetapi sebagian wilayahnya dikuasai oleh otoritas separatis Armenia sejak perang yang berakhir pada awal 1990-an.
Orang-orang Armenia mengklaim dominasi sejarah yang panjang di wilayah tersebut. Mereka menyebutnya sebagai Artsakh.
Azerbaijan juga menghubungkan identitas historisnya dengan wilayah tersebut.
Khawatir akan masa depan, ribuan warga Armenia berkumpul pada hari Rabu di bandara di Stepanakert, ibu kota Karabakh yang dikenal sebagai Khankendi oleh Azerbaijan.
Sedangkan, warga lainnya berlindung di pasukan penjaga perdamaian Rusia dengan harapan bisa diterbangkan keluar.
Azerbaijan, yang mengirim pasukan serangan artileri ke Karabakh untuk menjatuhkan wilayah yang memisahkan diri itu, mengatakan pihaknya berencana untuk mengintegrasikan 120.000 etnis Armenia di wilayah tersebut.
Namun sebagian warga Armenia mengingat wilayah itu telah menjadi pusat dua perang sejak jatuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 silam.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.