Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Libya Bagian Timur Dilanda Banjir, Kontaminasi Air Jadi Tantangan Baru

Libya Bagian Timur Dilanda Banjir, Kontaminasi Air Jadi Tantangan Baru
Tim penyelamat dan kerabat mencari jenazah korban di Derna. (Foto: Abdulaziz Al Mansori/AP Photo)

ANDALPSOST.COM – Lebih dari sepekan usai banjir yang disebabkan Badai Daniel menghancurkan Libya timur, kini justru dihadapkan pada ancaman terbaru mengenai kontaminasi air, Rabu (20/9/2023).

Padahal banjir tersebut sebelumnya menyebabkan ribuan orang meninggal dunia serta banyaknya warga yang mengungsi.

Otoritas kesehatan telah memperingatkan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air di daerah yang terkena dampak, khususnya di kota Derna.

Para ahli telah memperingatkan bahwa air banjir telah mencemari sumber air dengan limbah, menjadikannya tidak aman untuk dikonsumsi dan membuat masyarakat menghadapi risiko kesehatan yang serius.

Apa itu kontaminasi air?

Kontaminasi atau pencemaran air terjadi ketika kuman dan bahan kimia memasuki air minum dari sumbernya, misal air tanah atau air dari danau atau sungai atau selama air mengalir melalui sistem distribusi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), air yang terkontaminasi dan sanitasi yang buruk terkait dengan penularan penyakit seperti kolera, diare, disentri, hepatitis A, tipus, dan polio.

Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah ini di wilayah yang dilanda krisis?

Intinya, melalui kombinasi tindakan jangka pendek dan jangka panjang, kata Jessica Moussan, juru bicara Komite Palang Merah Internasional.

Langkah pertama, jelas Moussant, adalah menyediakan air yang aman untuk dikonsumsi, baik untuk keperluan minum, memasak, atau kebersihan.

Dalam jangka panjang, fokusnya terutama pada perbaikan infrastruktur yang diperlukan.

Selain itu, tindakan lain yang mencakup klorinasi sumber air publik dan penyebaran informasi mengenai praktik air bersih.

Berapa skala pencemaran air di Libya?

Libya Bagian Timur Dilanda Banjir, Kontaminasi Air Jadi Tantangan Baru
Menteri Kesehatan dari pemerintahan timur Libya, Othman Abduljalil, mengatakan kementeriannya telah memulai program vaksinasi melawan penyakit yang biasanya terjadi setelah bencana seperti ini. (Foto: Yousef Murad/AP)

Libya telah terperosok dalam kekacauan politik dan pertempuran sejak penggulingan penguasa lama Muammar Gaddafi pada tahun 2011 silam.

Negara ini telah diperintah selama hampir satu dekade oleh dua entitas yang bertikai, antara Libya barat dan timur.

Masing-masing didukung oleh milisi yang berbeda. Hal ini menyebabkan infrastrukturnya rusak, sehingga lebih rentan terhadap bencana.

Moussan mengatakan banjir baru-baru ini telah menyebabkan gangguan parah, termasuk pada infrastruktur air.

“Itu semakin menambah tantangan bagi Libya,” ujar Moussan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.