Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Badai Otis Terjang Acapulco di Meksiko, Penduduk Kesulitan Dapat Makanan dan Obat-obatan

Badai Otis menghancurkan bisnis keluarga Transito, Tres Hermanos Pozoleria di Acapulco, Meksiko (Foto: Lillian Perlmutter/Al Jazeera)

ANDALPOST.COM — Badai Otis yang melanda Tres Hermanos Pozoleria di Acapulco, Meksiko, membuat penduduk setempat kesulitan mendapatkan makanan serta obat-obatan, Sabtu (4/11/2023).

Selama 25 tahun, wilayah tersebut dikenal memiliki makanan khas berupa pozole, sebuah sup kaya berbahan dasar jagung yang dapat menghangatkan perut.

Pelanggan akan menuju konter ubin sederhana berwarna coklat dan putih untuk memesan semangkuk sup, sebelum duduk di meja makan di dekatnya. Namun, wilayah tersebut kini menghilang yang tersisa hanyalah tumpukan puing, meja, serta kursi.

Puing-puing restoran pun mencerminkan kehancuran di seluruh kota secara keseluruhan. 

Acapulco terkena serangan langsung dari Badai Otis, badai Kategori 5 yang menyebabkan sedikitnya 46 orang tewas dan 58 orang hilang.

Hanya 16 jam sebelum mencapai daratan, Otis diperkirakan menjadi badai Kategori 1, tingkat terendah dalam skala lima tingkat. Namun badai tersebut meningkat dengan cepat, melampaui semua perkiraan.

Saat melanda Acapulco, angin bertiup dengan kecepatan 270 kilometer (165 mil) per jam. Air banjir naik, kabel listrik tumbang, dan tebing curam kota pesisir itu runtuh akibat tanah longsor.

Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat menyebut Otis sebagai badai terkuat yang melanda Pasifik Timur sejak munculnya prakiraan satelit.

“Rasanya seperti tornado air, berputar dan memakan banyak hal,” kata Lucia Transito, salah satu pemilik Tres Hermanos Pozoleria. 

“Kami melihat semuanya hancur, tapi lebih dari itu, kami mendengarnya,” ungkapnya.

Percepatan kekuatan badai yang sangat drastis dipicu oleh perubahan iklim.

Duka Korban 

Diketahui, tiga generasi keluarga Transito tinggal bersama di sebuah rumah kecil berlantai dua di belakang restoran. Ada Lucia, ayahnya Santiago, ibunya Beatriz Transito, suaminya dan bayi perempuan mereka.

Keluarga Transito, suami dan bayi perempuan Beatriz, Santiago, Lucia dan Luciaberdiri di reruntuhan rumah mereka setelah Badai Otis (Foto: Lillian Perlmutter/Al Jazeera)

Pada malam tanggal 25 Oktober, mereka berkerumun di lantai atas rumah mereka, menghindari pecahan kaca jendela yang tertiup angin.

Ketika lingkungan tempat tinggal mereka, La Rinconada, dilanda banjir, lumpur di lantai bawah mencapai setinggi paha mereka.

Butuh waktu tiga hari bagi keluarga tersebut untuk membersihkan semua kotoran. 

Rumah mereka adalah salah satu dari 200.000 rumah yang mengalami kerusakan serius di Acapulco. Namun di restoran, kerusakannya lebih parah.

Atap logam bergelombangnya tergeletak berkeping-keping di atas tumpukan puing, kursi anyaman rusak, botol Coca-Cola berisi lumpur, pecahan wastafel, dan pecahan ubin.

Meskipun mereka pernah memberi makan seluruh lingkungan, kini keluarga Transito sendiri tidak punya makanan.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.