ANDALPOST. COM — Bangladesh melarang penggunaan plastik sekali pakai di Sundarbans, salah satu hutan bakau terbesar di dunia, efektif Senin (27/3).
Menurut para konservasionis di Bangladesh pada hari Selasa (28/3), wisatawan yang membuang sampah di hutan bakau terbesar di dunia telah merusak ekosistem secara serius.
Sehingga, penerapan larangan plastik sekali pakai di hutan situs warisan dunia itu pun terpaksa dilakukan.
Hutan bakau Sundarbans yang membentang di garis pantai Bangladesh ini terletak di delta sungai Gangga, Brahmaputra dan Meghna di Teluk Benggala.
Situs ini berpotongan dengan jaringan kompleks saluran air pasang surut, dataran lumpur, dan pulau-pulau kecil hutan bakau yang toleran garam.
Hutan tersebut juga menjadi rumah bagi beberapa makhluk paling langka di dunia. Termasuk harimau Bengal dan lumba-lumba Irrawaddy.
Selain itu, masih ada 260 spesies burung dan spesies terancam lainnya. Seperti buaya muara dan piton India, menurut UNESCO.
Sekitar 200.000 wisatawan berkunjung setiap tahun, menurut angka yang dihitung oleh pemerintah.
Angka itu belum termasuk kunjungan musiman oleh nelayan dan pemanen madu hutan yang bergantung pada kekayaan ekosistem hutan tersebut.
“Ketika mereka mengunjungi hutan, mereka membawa botol air sekali pakai, piring makanan plastik sekali pakai, botol minuman ringan dan kaleng,” jelas Abu Naser Mohsin Hossain, seorang pelestari hutan pemerintah.
“Hal tersebut susah untuk dibersihkan,” sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.