Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Banjir di Libya Sebabkan 10.000 Orang Hilang serta Ribuan Korban Tewas

Masyarakat mencoba mengidentifikasi korban banjir di Derna. (Foto: Esam Omran Al-Fetori/Reuters)

Peringatan Dini

Pusat Meteorologi Nasional Libya mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya mengeluarkan peringatan dini untuk Badai Daniel, sebuah peristiwa cuaca ekstrem.

Badan tersebut juga mengumumkan kepada semua otoritas pemerintah melalui email dan media untuk mengambil tindakan pencegahan.

Pasalnya, Pusat Meteorologi Nasional Libya mencatat rekor curah hujan 414,1 milimeter (16,3 inci) dari Minggu hingga Senin.

Pada hari Selasa, petugas tanggap darurat setempat, termasuk tentara, pegawai pemerintah, sukarelawan dan warga menggali reruntuhan untuk mencari korban tewas. 

Mereka juga menggunakan perahu karet untuk mengambil jenazah dari air.

Banyak jenazah diyakini terjebak di bawah reruntuhan atau tersapu ke Laut Mediterania, kata Menteri Kesehatan Libya Timur, Othman Abduljaleel.

“Kami terkejut dengan besarnya kerusakan. Tragedi ini sangat signifikan, dan di luar kemampuan Derna dan pemerintah,” kata Abduljaleel.

Tim Bulan Sabit Merah dari wilayah lain Libya juga tiba di Derna pada Selasa pagi. Namun, ekskavator tambahan dan peralatan lainnya belum tiba di sana.

Banjir sering terjadi di Libya saat musim hujan, namun jarang terjadi dengan kerusakan sebesar ini.

Sehingga muncul pertanyaan bagaimana hujan bisa meluber melalui dua bendungan di luar Derna.

Apakah lantaran pemeliharaan yang buruk atau karena banyaknya curah hujan.

Karsten Haustein, seorang ilmuwan iklim dan ahli meteorologi di Universitas Leipzig, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Daniel mengeluarkan 440 milimeter (15,7 inci) hujan di Libya timur dalam waktu singkat.

“Infrastruktur mungkin tidak mampu mengatasinya, sehingga menyebabkan runtuhnya bendungan,” katanya. (spm/ads)