China telah menjadi pemain penting dalam perekonomian negara, baik sebagai investor maupun konsumen akan sumber daya yang dimiliki oleh PNG.
Militer AS dan PNG sudah memiliki hubungan bantuan keamanan kooperatif yang berfokus terutama pada latihan kemanusiaan bersama dan pelatihan personel militer PNG, menurut Departemen Luar Negeri AS.
Perjanjian baru tersebut telah memicu perdebatan di Papua Nugini. Antara lain tentang kurangnya transparansi dari pemerintah tentang apa yang disyaratkan, sementara rancangan yang bocor beredar secara online.
Pakta tersebut akan membutuhkan persetujuan Parlemen dan dapat menghadapi tantangan yudisial, kata para ahli.
Namun penandatanganannya mengirimkan pesan penting ke wilayah tersebut.
“PNG menandatangani perjanjian pertahanan memberi sinyal kepada seluruh Pasifik bahwa negara terbesarnya telah memilih Barat—Australia dan AS—sebagai mitra keamanannya,” kata Maholopa Laveil, FDC Pacific Fellow di Lowy Institute.
Sementara itu, Australia juga sedang mempersiapkan untuk menandatangani perjanjian keamanan dengan PNG. (xin/fau)