ANDALPOST.COM — Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden telah membatalkan sewa minyak dan gas di suaka margasatwa Alaska. Departemen Dalam Negeri mengatakan, pencabutan izin pengeboran yang diberikan pada masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump akan melestarikan 13 juta hektar hutan belantara.
Namun, Biden belum membatalkan persetujuannya baru-baru ini atas proyek pengeboran senilai $8 miliar di wilayah yang sama. Tempat perlindungan ini diketahui sebagai rumah bagi beruang grizzly dan beruang kutub. Lalu karibu dan burung migran – dan diperkirakan 11 miliar barel minyak.
“Kami mempunyai tanggung jawab untuk melindungi kawasan berharga ini untuk segala usia,” kata Biden, Rabu (6/9/2023).
Keputusan ini akan melindungi Suaka Margasatwa Nasional Arktik. Selain itu larangan tersebut dilakukan Biden juga untuk menghormati budaya dan sejarah. Serta kearifan abadi penduduk asli Alaska yang telah tinggal di wilayah ini sejak dahulu kala.
Keputusan tersebut menuai pujian dari beberapa warga suku setempat. Pemerintah Desa Arktik dan Suku Venetie mengatakan, hal ini merupakan langkah signifikan menuju perlindungan yang benar dan bermakna atas wilayah yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat kita sekarang dan di masa depan.
Tanggapan Anggota Partai Republik
Anggota Partai Republik di negara bagian tersebut mengatakan langkah tersebut akan merugikan kelompok penduduk asli Alaska yang mungkin mendapat manfaat ekonomi dari proyek pengeboran tersebut.
Sementara Senator Alaska Dan Sullivan mengatakan di US Capitol di Washington DC bahwa Biden adalah sosok pemimpin yang senang berbicara tentang kesetaraan suku dan ras.
“[Pejabat pemerintahan Biden] senang berbicara tentang kesetaraan ras, keadilan rasial, keadilan lingkungan, kepedulian terhadap orang kulit berwarna, tetapi ada satu pengecualian besar – masyarakat adat Alaska. Mereka mengacaukannya setiap saat”, ucap Sullivan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.