Apalagi jika kita dirangkul oleh orang yang pernah menjadi musuh kita selama bertahun-tahun. Butuh keberanian yang luar biasa.
“Sebelum kita bicara ke sana kita lihat dulu apakah masyarakat siap enggak, ternyata saya nangkap teman-teman ini mayoritas tukang berkelahi dulu, kek saya juga. Kita itu suka sekali berlawan, kita ni adrenalinnya terpacu kalau disuruh melawan,” ujar Budiman.
“Mencari kawan dari yang mereka pernah dilawan, itu butuh nyali yang lebih besar. Daripada membuat yang kawan jadi lawan,” lanjutnya.
Niatan Budiman menyatukan PDIP dengan Gerindra memang semakin tercium belakangan ini. Mengingat beberapa politisi yang kritis itu rutin bertemu dengan Ketum Gerindra sekaligus Menhan yakni Prabowo Subianto.
Selain itu, Budiman merasakan betul ia menjadi lawan dari Prabowo Subianto di era Presiden Soeharto dulu.
Kala itu Prabowo menjadi garda terdepan dari TNI untuk menangani kerusuhan 98. Sedangkan Budiman adalah aktivis yang menonjol.
Kini keduanya justru nampak akrab dan memiliki gagasan untuk saling merangkul satu sama lain. Apa yang diinginkan Budiman bukanlah hal mustahil.
Mengingat Prabowo sendiri pernah melakukannya kala memutuskan untuk bergabung bareng kabinet Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia ke arah lebih baik. (pam/ads)