Sementara itu, muncul nama Erick Thohir yang telah dideklarasikan oleh PAN sebagai Cawapres. Sosok Erick kemudian langsung dipertimbangkan mengingat karisma serta pengaruh baiknya dalam bekerja sebagai Menteri BUMN hingga Ketum PSSI.
Airlangga Hartarto menjadi kandidat selanjutnya yang masuk bursa Cawapres potensial Ganjar. Memang secara elektabilitas dan popularitas, nama Airlangga memang kurang dipertimbangkan.
Akan tetapi, pengaruhnya di Golkar serta menjabat sebagai Menko Ekonomi tentu punya pengalaman dan kecakapan untuk memimpin negeri.
Ditambah lagi, isu yang akan dihadapi oleh Presiden selanjutnya adalah krisis ekonomi. Sehingga Airlangga bisa jadi sosok yang dibutuhkan.
Nama yang paling mengejutkan disebut Puan adalah AHY. Bagaimana tidak? Ia adalah Cawapres potensial yang bakal menemani Anies Baswedan, yang notabene sebagai rival dari Ganjar dan koalisi lingkaran pemerintah.
Namun, menargetkan AHY tentu bukanlah hal yang mustahil mengingat situasinya kini bersama koalisi Anies sedang renggang. Demokrat bahkan mendesak agar Anies segera mengumumkan bakal Cawapres jika tidak mereka akan melakukan evaluasi soal dukungan ke Anies.
Jika AHY merapat ke kubu Ganjar otomatis pencapresan Anies bisa saja gagal.
Menariknya, dari sekian nama tersebut, Puan tidak menyebutkan sosok Prabowo Subianto. Padahal ia belum mendeklarasikan diri sebagai bakal Capres.
Popularitas serta kedekatannya dengan Jokowi tentu sangat memungkinkan jika Prabowo merapat ke kubu Ganjar. Namun jika memang demikian, menjadi jawaban jika Prabowo Subianto akan kembali turun ke kontestasi Pemilu 2024 mendatang. (pam/ads)