ANDALPOST.COM – China mengalami penurunan angka kelahiran membuat negara tirai bambu tersebut memutuskan akan meluncurkan proyek percontohan pada kurang lebih 20 kota di China. Hal tersebut untuk menciptakan budaya menikah dan melahirkan “era baru” di negara tersebut yang diumumkan pada Senin.
Proyek tersebut dikatakan akan mendorong agar terciptanya lingkungan melahirkan yang lebih rama, sehingga dapat menunjang proses kelahiran yang akan dilakukan.
Sebuah badan nasional yang bergerak pada bidang langkah-langkah kependudukan dan kesuburan yakni, Asosiasi Keluarga Berencana China. Hal ini akan menjadi badan yang akan bertanggung jawab dalam peluncuran proyek tersebut. Hal tersebut dipublikasikan oleh Global Times yang bergerak dibawah pemerintahan China.
Dalam laporan Times juga, menjelaskan bagaimana proses berjalannya proyek untuk meningkatkan angka kelahiran di China. Hal tersebut dengan melakukan promosi pernikahan hingga memastikan bahwa seorang Wanita memiliki anak pada usia tertentu.
Selain itu terdapat juga penjelasan mengenai bantuan orang tua dalam proses menjalankan rencana tersebut. Para orang tua diminta untuk ikut dalam mengasuh anak mereka.
Selain itu pihak berwenang juga meminta agar para orang tua tidak mematok harga pengantin (mahar) yang terlalu tinggi. Sehingga dapat berlangsungnya sebuah pernikahan merupakan salah satu fokus dari proyek tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Asosiasi Keluarga Berencana China pada Kamis, (11/5/2023) dalam sebuah acara.
Beberapa daerah-pun telah dipilih untuk berlangsungnya poyek, “Daerah percontohan ini diharapkan mengambil langkah-langkah inovatif. Dan proaktif untuk membantu mendorong suasana ramah melahirkan anak dan berkontribusi untuk memajukan modernisasi Tiongkok. Dengan dukungan dari pembangunan populasi berkualitas tinggi,” terang Yao Ying, Wakil Presiden Asosiasi tersebut.
China dan Penurunan Populasi
Penurunan populasi China merupakan sebuah kondisi serius bagi negara tersebut dalam menghadapi krisis demografi yang semakin dirasakan. Asosiasi Keluarga Berencana-pun langsung bereaksi dalam pengajuan proyek setelah diumumkannya krisis demografi akan terjadi pada 2017.
Seorang ahli demografi He Yafu, berkomentar dalam laporan Times, bahwa “Masyarakat perlu lebih banyak membimbing kaum muda tentang konsep pernikahan dan persalinan,” jelas Yafu pada Times.
Dikatakan bahwa untuk saat ini permasalahan demografi China mungkin hanya akan memberikan dampak yang belum begitu signifikan pada bidnag ekonomi. Oleh karena itu penurunan dan pencegahan idlakukan mulai dari sekarang.
Pernikahan dalam 520
Dalam sebuah penjelasan dan kebiasaan banyak masyarakat di China akan melakukan pendaftaran pernikahan mereka. Pada tanggal 20 Mei dimana “520” diucapkan dekat dengan “Aku mencintaimu” dalam bahasa Tionghoa.
Oleh karena itu kota-kota seperti Kota Zhengzhou, Chengdu, dan beberapa tempat lain telah mulai membuka pendaftaran untuk pernikahan. Mereka juga telah meminta biro sipil untuk menerima pendaftaran pernikahan tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.