Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

China Sebut Balon di Atas Udara Wilayah AS Merupakan Pesawat Sipil

Penampakan balon China yang diklaiam AS sebagai pengintai. (Foto: Reuters)

ANDALPOST.COM – Kementerian luar negeri (Kemenlu) China menyebut balon yang berada di atas udara wilayah Amerika Serikat (AS) merupakan pesawat sipil, Jumat (3/2/2023).

Lantaran balon tersebut, Kemenlu China mengungkapkan penyesalan mendalam.

Dalam sebuah pernyataan, Kemenlu mengatakan pesawat sipil itu digunakan untuk penelitian yang berkaitan dengan meteorologi.

Balon tersebut pun memiliki keterbatasan mengemudi dan menyimpang jauh dari jalur yang direncakana karena angin.

Blinken Tunda Kunjungan ke China

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menunda kunjungannya ke China lantaran sebuah balon.

Diketahui, kunjungan Blinken ke China bertujuan untuk menindaklanjuti agenda yang telah disepakat oleh Biden dan Presiden Xi pada bulan November tahun lalu.

Blinken menyebut balon tersebut merupakan balon mata-mata China yang sengara dikirim ke wilayah udara AS.

Sehingga, Blinken mengklaim tindakan China itu sebagai pelanggaran kedaulatan negara yang tidak dapat diterima.

Kemunculan balon tersebut merusak rencana perjalanan Blinken yang akan dimulai pada Minggu (5/2/2023).

“Sangat penting untuk menekankan bahwa kehadiran balon pengintai di langit Amerika Serikat jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan kita.”

“Pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional dan jelas tidak dapat diterima,” tutur Blinken.

Kendati China telah menyebut balon itu sebagai pesawat sipil, namun pemerintah AS tetap meyakininya sebagai alat pengintai.

Kendati begitu, pejabat departemen luar negeri menegaskan tetap membuka jalur komunikasi antara AS dan China karena bertanggung jawab atas persaingan yang kian intensif antara kedua negara.

“Penilaian kami yang jelas adalah bahwa dalam kondisi saat ini, tidak konstruktif untuk mengunjungi Beijing, tetapi saya juga akan menegaskan kembali bahwa ini adalah penundaan dan sekretaris (Blinken) berencana untuk melakukan perjalanan pada kesempatan lain saat kondisi memungkinan,” papar pejabat tersebut.

Di sisi lain, Antony Blinken menuturkan bahwa kedua negara ini terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah yang tengah terjadi.

“Langkah pertama adalah mengeluarkan aset pengawasan dari ruang kita. Dan itu yang kami fokuskan,” sambungnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.