Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Cuaca Panas di Madinah, Jemaah Haji Harus Jaga Kesehatan dan Waspadai 5 Penyakit Ini

Cuaca Panas di Madinah, Jamaah Haji Harus Siap Siaga Menjaga Kesehatan Dari Penyakit
Jamaah Haji meminum air putih agar tidak dehidrasi di tengah terik matahari| sumber Kemenkes

Dr Imran mengatakan jamaah haji akan menjalankan shalat arbain di Madinah dalam beberapa kali dalam sehari.  Apabila jamaah tidak dapat menjaga kesehatan dengan baik, maka risiko mengalami kelelahan dan terpapar suhu panas matahari dapat terjadi. Terutama di waktu Zuhur dan ashar. 

Oleh karena itu, jamaah harus mempersiapkan diri dengan membawa beberapa benda seperti payung, botol penyemprot air, menutup wajah dengan masker, dan pakaian lengan panjang.

4. Heat stroke

Heat stroke merupakan suatu gangguan organ tubuh manusia yang menimbulkan gejala stroke. Ini menyerang otak, jantung dan ginjal.

Apabila ditemukan kondisi ini, maka pergilah ke tempat teduh dan basahi kepala dengan air. Untuk penanganan lebih lanjut, maka pergilah ke rumah sakit.

“Jika menemukan jemaah haji pingsan karena heat stroke maka jemaah tersebut harus dibawa ke tempat yang teduh dan basahi badannya dengan air dingin,” kata dr. Imran.

5. Kaki Melepuh

Cuaca Panas di Madinah, Jamaah Haji Harus Siap Siaga Menjaga Kesehatan Dari Penyakit
Ilustrasi kaki yang melepuh akibat cuaca panas di madinah | sumber Kemenkes

Suhu panas di Madinah dapat membuat pelepuhan pada kulit di kaki. Jamaah haji diimbau untuk menggunakan alas kaki sandal ketika berjalan kaki. Namun, Dr Imran mengatakan jamaah haji asal Indonesia kerap kali kehilangan sandal karena sering melepas sandal di depan Masjid Nabawi.

Oleh karena itu, ketika salah di Masjid Nabawi jamaah pun diimbau membawa kantong untuk tempat alas kaki supaya tidak hilang dan tidak menitipkan kepada orang lain.

“Supaya tidak terjadi kasus kaki melepuh, sandal disimpan di dalam kantung dan dibawa masuk ke masjid. Jemaah harus membawa sendiri dan jangan dititipkan temannya karena ada kemungkinan untuk terpisah dari rombongan,” ujar Dr Imran. (rnh/fau)