ANDALPOST.COM — Mesir telah mengumumkan keputusan yang sangat dinanti-nantikan untuk membuka kembali Penyeberangan Rafah yang menghubungkan negara itu dengan Jalur Gaza.
Keputusan tersebut disambut dengan antusiasme komunitas internasional dan dianggap sebagai langkah kemanusiaan yang sangat penting untuk membantu warga Palestina yang dilindungi di Gaza.
Penyeberangan Rafah, yang merupakan satu-satunya akses keluar bagi penduduk Gaza yang tidak melalui Israel, sering kali menjadi sumber penjualan dan pemasaran selama bertahun-tahun.
Keputusan Mesir untuk membukanya lagi untuk keperluan kemanusiaan merupakan tindakan yang penting dalam konteks krisis kemanusiaan yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut.
Keputusan tersebut diumumkan oleh juru bicara kepresidenan Amerika Serikat yang menurut laporan telah berkomunikasi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Kamis (19/10/2023).
Presiden AS, Joe Biden pun mengatakan kepada wartawan bahwa Mesir telah setuju untuk membiarkan hingga 20 truk lewat.
“Bantuan bisa mulai mengalir ke wilayah tersebut pada hari Jumat,” kata Biden. Persetujuan tersebut juga menyusul izin dari Israel yang baru mengizinkan Mesir mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Pembatasan Israel
Israel menutup semua pasokan ke Gaza segera setelah militan Hamas mengamuk di komunitas-komunitas di Israel Selatan pada 7 Oktober. Pembantaian al-Ahli membuat dampak pengepungan tersebut menjadi sangat lega.
Ratusan orang yang terluka dilarikan ke rumah sakit lain, hampir kehabisan persediaan dan bahan bakar untuk generatornya. Sementara dokter melakukan operasi di lantai, seringkali tanpa anestesi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.