Berdasarkan informasi dari Uzbekistan State Security Service, BKA dimonitor karena memberikan bantuan kepada tiga rekannya.
“BKA juga bertanggung jawab membuat dokumen palsu dan membantu dukungan dana dengan tujuan mensukseskan aspirasi subversif mereka,” kata Ramadhan.
Ramadhan juga mengungkapkan, saat ini, Kementerian Dalam Negeri Uzbekistan telah membuka kasus pidana tersebut, sehubungan dengan propaganda ideologi radikal.
Barang Bukti
Densus 88 mengamankan barang bukti berupa paspor milik keempat tersangka baik domestik maupun internasional.
Satu lembar penerima “MoneyGram”, satu lembar kode booking penerbangan beserta iPad. Beberapa telepon genggam, dan beberapa tangkapan layar unggahan propaganda.
Juru Bicara Densus 88 Kombes Po. Aswin Siregar mengatakan, keempat WNA itu belum ditahan.
“Sementara mereka belum ditahan. Kami masih berkoordinasi dengan pihak terkait,” imbuhnya.
Diketahui, Organisasi Katiba Tawhid Wal Jihad merupakan organisasi Islam ekstremis yang berafiliasi dengan al-Qaida.
Organisasi teroris tersebut beroperasi terutama di Provinsi Idlib, Suriah bersama Hay’at Tahrir al-Sham dan bekerja sama dengan kelompok teroris lain yang ditunjuk seperti Katibat al-Imam al-Bukhari dan Kelompok Jihad Islam.
Selain terlibat dalam kegiatan teroris di Suriah, KTJ juga bertanggung jawab melakukan serangan eksternal. Seperti serangan metro Saint Petersburg pada April 2017 yang menewaskan 14 penumpang dan melukai 50 lainnya.
Serta bom mobil bunuh diri di Kedutaan Besar China, Bishkek, Kyrgyzstan pada Agustus 2016 yang melukai tiga orang. (xin/ads)