ANDALPOST.COM – Hartono bersaudara, yaitu Robert Budi Hartono dan juga Michael Hartono, memang telah memegang tahta orang terkaya di RI dalam beberapa tahun terakhir. Kekayaan yang dimiliki Hartono Bersaudara juga tidak main-main.
Namun, Hartono Bersaudara sempat terdepak dari posisi orang terkaya RI nomor satu, pada Senin (24/07/2023).
Hartono bersaudara berhasil disalip oleh Low Tuck Kwong yang merupakan pemilik dari perusahaan tambang.
Ini bukan pertama kalinya Low Tuck Kwong menempati posisi orang terkaya di Indonesia. Pada April lalu, ia juga sempat menduduki tahta tersebut walau tidak berlangsung lama.
Berdasarkan data real time Forbes, kekayaan Low Tuck Kwong tercatat sebesar US$27,6 miliar atau sekitar Rp414 triliun (asumsi kurs Rp15.1000 per dolar AS).
Naiknya Low Tuck Kwong ke tahta nomor satu disebabkan kekayaannya pada hari Senin berhasil merangkak naik sebesar 4,78 persen atau US$1,3 miliar dibandingkan hari sebelumnya.
Sumber kekayaan Low Tuck Kwong
Low Tuck Kwong bukanlah orang asli Indonesia. Pria ini lahir di Singapura pada 17 April 1948. Besar dan tumbuh di Singapura, pada tahun 1972, Low Tuck Kwong memutuskan untuk mengubah kewarganegaraannya menjadi WNI.
Low Tuck Kwong termasuk orang yang beruntung. Ia tidak seperti kebanyakan cerita orang sukses di tanah air yang membangun karirnya satu per satu.
Ia lahir dari keluarga yang sudah bergelut di dunia bisnis. Sang ayah merupakan pemilik sekaligus direktur salah satu perusahaan konstruksi di Singapura.
Berkat keberuntungan yang didapatkannya, Low Tuck Kwong berusaha semaksimal mungkin untuk bekerja sejak ia muda. Low Tuck Kwong sudah turun membantu sang ayah untuk menjalankan bisnisnya.
Melihat peluang emas di Indonesia, Low Tuck Kwong akhirnya memutuskan untuk memulai peruntungannya di tanah air.
Perusahaan pertama yang dibanggunnya ialah PT Jaya Sumplies Indonesia yang bergerak di sektor pekerjaan sipil, struktur kelautan, dan juga pekerjaan pembangunan.
Setelah meraup untuk lumayan banyak, perusahaan konstruksi yang dibangunnya, perusahaan tersebut mulai merambah ke bisnis batu bara dan langsung menjadi kontraktor tambang terkemuka.
Penghasilannya meningkat pada tahun 1997 setelah ia membeli tambang pertamanya melalui PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP). Adapun, PT GBP saat ini dikenal sebagai PT Bayan Resources.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.