Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Di Tengah Ketegangan AS-China, Bill Gates Temui Xi Jinping

Kunjungan Bill Gates (kiri) ke Beijing dan bertemu Presiden China Xi Jinping (kanan). (Sumber: Dok. Kementerian Luar Negeri China via BBC)

Tidak hanya Roach, ada juga William Cohen sebagai mantan menteri pertahanan di bawah pemerintah Clinton yang menggarisbawahi sentimen yang sama seperti Roach.

Ia menyatakan, bahwa perselisihan antara AS dan China yang bolak-balik antara kedua belah pihak ini telah menginjak tingkat yang “berbahaya”.

Salah satu hal yang membahayakan dalam kondisi hubungan kedua negara ini adalah karena mereka sama-sama negara yang kuat. Khususnya dalam sisi pertahanan.

“Saya pikir itu sangat berbahaya setiap kali Anda memiliki dua kekuatan yang bersaing, dan senjata nuklir di tangan kedua kekuatan—itu adalah tempat yang sangat berbahaya,” ucap Cohance kepada CNBC.

Dari pihak China itu sendiri, pendapat negaranya diwakili oleh Qin Gang, menteri luar negeri China. Ia mengatakan bahwa hubungan dengan AS telah melewati “jalur rasional”.

Sebelumnya, ketegangan antara AS dan China merupakan hal yang telah terjadi dan selama bertahun-tahun, ketegangan ini kerap meningkat.

Alasan ketegangan ini beragam, mulai dari persaingan perdagangan dan tarif, persaingan teknologi, hingga dugaan mata-mata.

Kunjungan Blinken

Selain Bill Gates, ada juga Menteri Luar Negeri AS yaitu Antony Blinken yang mengunjungi Beijing di hari Minggu (18/6/2023) lalu.

Kunjungan yang dilakukan oleh Blinken ini bertujuan untuk mengarahkan kembali hubungan AS dengan China. Setelah ketegangan yang kerap terjadi selama berbulan-bulan ini.

Pada Jumat (16/6/2023) sebelum keberangkatannya ke Beijing, Blinken sempat menjelaskan tujuan dan harapan penerbangannya ke Beijing.

“…adalah untuk benar-benar meneruskan apa yang disetujui oleh Presiden bIden dan Presiden Xi di Bali pada akhir tahun lalu, yaitu untuk membangun jalur komunikasi reguler yang berkelanjutan di tingkat senior di seluruh pemerintahan kita secara tepat,” ucapnya.

“Sehingga kami dapat memastikan bahwa kami berkomunikasi sejelas mungkin untuk menghindari, sebaik mungkin, kesalahpahaman, dan miskomunikasi,” lanjut Blinken. (ala/ads)