Ancaman
Upaya peluncuran pertama pada bulan Mei juga berakhir dengan bencana dan para pejabat menyebutnya sebagai kegagalan terbesar.
Kala itu, Korea Utara juga berjanji akan melakukan kembali uji coba.
Korea Utara tak gentar
Badan Pengembangan Dirgantara Nasional (NADA) Korea Utara mengatakan pihaknya akan menyelidiki dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki penyebab kegagalan pada hari Kamis tersebut.
Lembaga tersebut menyebut kegagalan pada peluncuran itu bukanlah masalah besar.
“NADA menyatakan pendiriannya bahwa mereka akan melakukan peluncuran satelit pengintaian ketiga pada bulan Oktober setelah menyelidiki alasannya secara menyeluruh dan mengambil tindakan,” lapor KCNA.
Upaya Korea Utara pada tanggal 31 Mei untuk meluncurkan roket satelit Chollima-1 juga gagal, dengan booster dan muatannya jatuh ke laut setelah kegagalan pada tahap kedua.
Media pemerintah menyalahkan kemunduran tersebut pada sistem mesin dan bahan bakar baru yang tidak stabil dan tidak dapat diandalkan.
Meskipun mengalami kegagalan pada hari Kamis, laporan media pemerintah menunjukkan bahwa Korea Utara telah membuat kemajuan sejak kehancuran pada bulan Mei, kata Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS.
“Tampaknya masih ada tekanan waktu bagi NADA untuk berhasil mengingat komitmen peluncuran lanjutan pada bulan Oktober.”
“Hal ini mungkin memberikan atau tidak memberikan cukup waktu bagi para ilmuwan Korea Utara untuk kembali ke tahap awal dan mengulanginya lagi,” bebernya.
Korea Utara meyakini program luar angkasa dan roket militernya sebagai hak kedaulatan, dan para analis mengatakan satelit mata-mata sangat penting untuk meningkatkan efektivitas senjata mereka. (spm/fau)