Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Dua Raksasa Ekonomi Dunia Lakukan Pertemuan di Beijing

Dua Raksasa Ekonomi Dunia Lakukan Pertemuan di Beijing
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing, Tiongkok, Senin (19/6). (Sumber: Kompas)

ANDALPOST.COM – Kondisi ekonomi dunia yang terus terancam tidak stabil mengakibatkan sejumlah negara mulai panik dan mencari cara untuk mengatasi ketidakstabilan kondisi ini.

Indonesia sendiri mencoba untuk memperkuat struktur perekonomian nasional dan tingkat produktivitas nasional perlu diperkokoh melalui percepatan transformasi ekonomi. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Mulyani saat membawakan pidato  Pengantar dan Keterangan Pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2023.

Peningkatan produktivitas nasional menjadi kunci bagi Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar visi Indonesia Maju 2045 dapat tercapai.

Sri Mulyani Indrawati juga menyebutkan dua strategi yang akan ditempuh pemerintah pada 2023 berdasarkan tema kebijakan fiskal tersebut.

Pertama, memfokuskan anggaran untuk penguatan kualitas SDM, akselerasi pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi dan regulasi, revitalisasi industri dan mendorong pembangunan ekonomi hijau.

Amerika Serikat dan China Berjuang Bersama

Selain Indonesia, Amerika Serikat dan China baru-baru ini dikabarkan sedang berjuang mengalami krisis ekonomi. Amerika Serikat baru saja lepas dari ancaman default dan juga China yang beberapa waktu belakang dikabarkan mengalami perlambatan ekonomi. 

Baru-baru ini, kedua negara raksasa ekonomi dunia tersebut melakukan pertemuan yang digelar di Beijing, China. China dan Amerika Serikat pada Senin (19/6/2023) sepakat untuk menstabilkan persaingan sengit mereka sehingga tidak mengarah ke konflik, tetapi gagal menghasilkan terobosan besar

Kondisi dunia memang secara tidak langsung sering terpengaruh oleh apa yang terjadi di kedua negara tersebut. Jadi, pertemuan tersebut tidak hanya penting untuk China dan Amerika Serikat, tetapi penting juga untuk kestabilan kondisi dunia. 

Tanggapan Presiden Joe Biden

Diplomat top AS dan Xi sama-sama menekankan pentingnya memiliki hubungan yang lebih stabil, karena setiap konflik antara dua ekonomi terbesar dunia akan menciptakan gangguan global. Meski menyepakati beberapa hal, China juga melakukan beberapa penolakan terhadap tawaran Amerika.

Salah satunya ialah tawaran Washington untuk melanjutkan saluran komunikasi militer-ke-militer. Kedua belah pihak tampak mengakar dalam posisi mereka atas segala hal mulai dari Taiwan hingga perdagangan, termasuk tindakan AS terhadap industri chip China, hak asasi manusia, dan perang Rusia melawan Ukraina.

Meski ada tawaran yang ditolak oleh pihak China, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa pertemuan kedua negara sudah berada di porsi yang pas. Tidak hanya itu, di dalam beberapa kesepakatan terdapat beberapa poin yang mengalami kemajuan.

“Kami berada di jalur yang benar di sini,” kata Biden tentang hubungan AS-China. 

Di salah satu pertukaran AS-Tiongkok paling signifikan sejak Biden menjabat, tidak jelas bagaimana negara-negara tersebut akan mengatasi perbedaan mereka. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan keterlibatan diplomatik dengan lebih banyak kunjungan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.