ANDALPOST.COM – Tahun 2023 tidak menjadi tahun buruk bagi ekonomi India. Sejak awal tahun, negara berkembang yang saat ini menjadi sasaran perusahaan-perusahaan ternama untuk menjadi tujuan tempat investasi kini bisa bernapas lega.
Perekonomian India tumbuh pada laju tercepat dalam satu tahun pada kuartal April-Juni. Hal ini didukung oleh aktivitas jasa yang kuat dan juga permintaan yang terus meningkat dari luar India.
Produk Domestik Bruto (PDB) milik India selama periode April-Juni tumbuh sekitar 7,8%. Nilai ini menjadi nilai terbanyak selama empat kuartal terakhir.
Angka yang didapatkan oleh pemerintah India naik dibandingkan periode sebelumnya. Pada Januari-Maret, nilai PDB India hanya berada di angka 6,1%. Meski pertumbuhan tersebut tergolong baik, nilai pada kuartal sebelumnya cukup melenceng dari proyeksi pemerintah India yang memperkirakan PDB nya meningkat sekitar 7,7% dibandingkan periode akhir di tahun 2022.
Perkiraan Bank India
Bank Reserve India (RBI), bank sentral negara India, memperkirakan pertumbuhan GDP 8% pada kuartal hingga Juni. Lalu RBI juga memperkirakan pertumbuhan tahunan sebesar 6,5 persen.
Capex selaku badan yang menyediakan data di India mengatakan pertumbuhan ekonomi India lebih baik dibandingkan negara-negara lain dikarenakan Pemerintah India dengan tegas membatasi arus keluar dari negara tersebut.
“Mesin pertumbuhan terkuat karena [sebuah bagian besar] dari pengeluaran, baik di tingkat pusat dan negara bagian, telah diterapkan,” ungkap N.R. Bhanumurthy selaku pengamat ekonomi dari Sekolah Ekonomi Universitas Dr. B. R. Ambedkar yang berbasis di Bengaluru.
Jika merujuk pada kenaikan dalam sektor jasa, laporan penelitian oleh Bank Negara India yang dikelola pemerintah terkait pada pekan lalu mencatat “peningkatan dalam pengeluaran modal” pada kuartal pertama tahun fiskal saat ini, dengan pemerintah pusat menghabiskan 27,8% dari capex yang dibiayai.
Momentum kenaikan pendapatan India ini bertepatan dengan kebutuhan dana yang besar oleh Pemerintah India. Pada tahun 2024 mendatang, negara tersebut akan menjalani pemilihan umum di mana akan menelan dana besar.
Jika menurut data, cadangan investasi modal pemerintah untuk tahun fiskal yang sedang berlangsung meningkat untuk tahun ketiga berturut-turut, dengan kenaikan tajam 33% menjadi $ 121 miliar (Rp 1,8 Triliun).
Peningkatan investasi sejak awal tahun
Bhanumurthy mencatat bahwa data awal juga menunjukkan peningkatan investasi swasta di bidang yang menarik investasi publik, seperti pada bidang infrastruktur.
Tingkat pertumbuhan GDP 7,8% membuat India menjadi ekonomi utama yang paling cepat berkembang. Ekonomi raksasa Asia tetangga China tumbuh 6,3% selama kuartal yang sama yang berakhir pada bulan Juni. Pencapaian ini juga sudah sesuai yang ditargetkan oleh pemerintah.
Namun, Bhanumurthy menambahkan bahwa prediksi menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat di paruh pertama tahun fiskal saat ini, yang dimulai pada bulan April, daripada di paruhnya kedua.
“Ekspor layanan telah menunjukkan lompatan kejutan di kuartal pertama [fiskal],” katanya. “Tapi ke depan, saya tidak yakin apakah kita akan memiliki jenis pertumbuhan yang sama, karena kita mengharapkan penurunan di negara-negara maju.”
Awal bulan ini, Gubernur RBI Shaktikanta Das menggambarkan ekonomi India sebagai “menyerupai peningkatan kekuatan dan stabilitas terlepas dari kejutan besar-besaran terhadap ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir. (paa/fau)