Para peneliti percaya bahwa model embrio ini berpotensi menjelaskan berbagai aspek perkembangan awal. Seperti munculnya berbagai jenis sel, pembentukan organ, dan penyakit genetik.
Selain itu, ada harapan bahwa mereka dapat berkontribusi untuk meningkatkan tingkat keberhasilan bayi tabung (IVF) dan menguji keamanan obat-obatan selama kehamilan.
Tingkat Kegagalan
Meskipun hasilnya menjanjikan, tingkat kegagalan pengembangan model saat ini sebesar 99 persen. Pemahaman tentang penyebab keguguran atau infertilitas mungkin terhambat jika model tersebut tidak dapat disusun dengan paripurna.
Banyak pihak yang dibuat takjub atas pencapaian yang diraih oleh Weizmann Institute. Termasuk Prof Alfonso Martinez Arias, dari departemen ilmu eksperimental dan kesehatan di Universitas Pompeu Fabra, melaporkan bahwa ini adalah hal pertama kalinya di dunia medis.
“Pekerjaan ini, untuk pertama kalinya, mencapai konstruksi yang tepat dari struktur lengkap (embrio manusia) dari sel induk,” di laboratorium dan membuka “pintu untuk mempelajari peristiwa-peristiwa yang mengarah pada pembentukan rencana tubuh manusia.”
Penelitian ini juga menimbulkan pertanyaan apakah perkembangan embrio dapat ditiru setelah melewati tahap 14 hari.
Semakin dekat model ini dengan embrio sebenarnya, semakin banyak pertanyaan etis yang mereka ajukan. Meski dari segi aturan akan berbeda, embrio yang dihasilkan oleh Weizmann Institute bentuknya sangat mirip dengan embrio asli.
Meski begitu, banyak para peneliti yang menekankan bahwa embrio yang dihasilkan adalah tindakan tidak etis, ilegal tidak mungkin untuk mencapai kehamilan menggunakan model embrio ini. (paa/ads)