ANDALPOST.COM – Filipina tengah menjajaki opsi hukum terhadap China lantaran menghancurkan terumbu karang di zona ekonomi eksklusif (ZEE) di Laut Cina Selatan, Jumat (22/9/2023).
Namun, Tiongkok menolak dengan tegas tuduhan tersebut.
Justru China menuduh itu sebagai upaya untuk menciptakan drama politik.
Pihak Tiongkok meminta Filipina untuk berhenti menciptakan drama politik, usai Filipina mengungkapkan akan terus membawa kasus ini hingga mendapat keadilan.
“Jika Filipina benar-benar peduli terhadap lingkungan ekologis di Laut Cina Selatan, maka Filipina harus segera menarik kapal perang yang di daratkan secara ilegal di Ren’ai Jiao, menghentikan pembuangan air yang tercemar ke laut, dan tidak membiarkan kapal perang yang berkarat tersebut membawa dampak buruk bagi lingkungan di Laut Cina Selatan. kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi terhadap laut,” jelas juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning.
Kementerian Luar Negeri Filipina pada Kamis (21/9/2023) malam pihaknya sedang menunggu penilaian dari berbagai lembaga mengenai tingkat kerusakan lingkungan di Terumbu Karang Iroquois di Kepulauan Spratly dan akan dipandu oleh Jaksa Agung Menardo Guevarra.
Negara itu juga sedang mempelajari kemungkinan mengajukan kasus hukum kedua ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) di Den Haag, kata Guevarra pada hari Jumat.
Kasus kedua kalinya
Mereka memenangkan kasus pertamanya, yang diajukan pada tahun 2013, menentang klaim Tiongkok atas wilayah tersebut.
Selain itu, tak hanya dugaan kerusakan terumbu karang, namun juga terjadi insiden lain di situasi keseluruhan di Laut Filipina Barat.
Laporan serta rekomendasi kasus tersebut selanjutnya akan dikirimkan Ferdinand Marcos Jr dan pihak asing.
Kementerian Manila menyebut bagian Laut Cina Selatan yang diklaimnya sebagai Laut Filipina Barat.
“DFA siap berkontribusi pada upaya ini,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
“Negara-negara yang memasuki ZEE dan zona maritim Filipina juga wajib melindungi dan melestarikan lingkungan laut kita,” sambungnya.
Setiap langkah untuk melakukan arbitrase akan menjadi sangat kontroversial setelah kemenangan penting Filipina pada tahun 2016 dalam kasus melawan Tiongkok.
Kala itu, klaim kedaulatan Beijing atas sebagian besar Laut Cina Selatan tidak memiliki dasar berdasarkan hukum internasional.
Iroquois Reef dekat dengan Reed Bank, tempat Filipina berharap suatu hari bisa mengakses cadangan gas, sebuah rencana yang rumit karena klaim Tiongkok atas wilayah tersebut.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.