Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Fitur Pelacak Menstruasi di Smartphone Tersandung Masalah Keamanan Data

Tampilan aplikasi pelacak menstruasi (The Andal Post/Nabila Safwa Ashari)

ANDALPOST.COM — Fitur pelacak menstrual mungkin banyak dimanfaatkan oleh wanita-wanita hampir di seluruh dunia. Dengan mencatatkan data mulai hingga berakhirnya menstruasi, wanita bisa mendapatkan segudang manfaat. 

Di balik kegunaannya, fitur pelacak menstruasi saat ini tersandung masalah keamanan data. Kantor Komisaris Informasi (ICO) sedang meninjau pelacak menstruasi dan kesuburan terkait masalah keamanan data.

Masalah data ini muncul karena banyaknya bukti pengguna yang mengindikasikan kebocoran data dari fitur tersebut. Cara kerja dari fitur yang hampir hadir di seluruh ponsel pintar ini bekerja dengan merencanakan siklus menstruasi, berdasarkan informasi pengguna. 

Saat pengembangan aplikasi ini, aplikasi ini dibuat untuk membantu berbagai masalah kesehatan terkait menstruasi. Termasuk menghitung waktu terbaik untuk merencanakan kehamilan.

Namun ICO mengatakan bukti survei menunjukkan banyak pengguna khawatir tentang seberapa aman data yang mereka bagikan. Juga betapa transparannya pengembang aplikasi. 

Pihak regulator pun mengatakan, jajak pendapat yang dilakukan menunjukkan sepertiga perempuan telah menggunakan aplikasi untuk melacak menstruasi atau kesuburan.

Selain itu, sekitar 59% responden menyatakan kekhawatirannya terhadap transparansi data. Sementara 57% mengkhawatirkan keamanan informasi yang mereka sampaikan. 

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh pengguna aplikasi tersebut yakin bahwa mereka telah melihat peningkatan iklan terkait bayi atau kesuburan sejak mendaftar. Meskipun beberapa orang bereaksi positif terhadap pemasaran tersebut, 17% menggambarkan menerima iklan ini sebagai hal yang menyedihkan.

Emily Keaney, wakil komisaris kebijakan regulasi di ICO, mengatakan ketakutan responden dapat dimengerti. Mengingat informasi yang sangat sensitif dan pribadi yang terlibat.

“Seperti semua aplikasi kesehatan, kami mengharapkan organisasi untuk menjaga privasi penggunanya dan menerapkan kebijakan yang transparan,” katanya.

ICO juga mengatakan jajak pendapatnya menunjukkan kekhawatiran seputar penggunaan data. Lalu seberapa aman data mereka disebut sebagai ketakutan yang lebih besar di kalangan perempuan dibandingkan biaya aplikasi atau kemudahan penggunaan.

“Kami ingin memastikan perempuan dapat menggunakan layanan ini dengan percaya diri, jadi kami mengajak masyarakat untuk berbagi pengalaman mereka,” ungkap ICO.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.