Selain itu, para pelayat juga menjanjikan aksi balas dendam atas kejahatan keji tersebut.
Shaaban Adass sedang berkabung atas sepupunya, saudara perempuan Dania (21). Serta Iman Alaa Adass (17) menjadi korban dalam insiden itu.
Keduanya tewas ketika serangan Israel menghantam dekat rumah mereka di lingkungan Tofah di sebelah timur Kota Gaza.
“Apa yang terjadi adalah kejahatan keji oleh pendudukan Israel, yang merenggut nyawa orang tak bersalah yang seharusnya aman di rumah mereka,” tutur Adass.
Serangan terhadap Tofah rupanya menyasar Khalil al-Bahtini (44), seorang anggota PIJ yang tewas bersama istri dan putrinya.
“Dania sedang bersiap-siap untuk pernikahannya dalam beberapa hari, dan Iman sedih karena saudara perempuannya akan meninggalkan rumah keluarga,” imbuhnya.
“Sekarang, para suster bersama selamanya, sungguh patah hati dan keterkejutan yang luar biasa,” kata dia.
Anak-anak jadi Korban
Omar Saleh Abu Omar juga merasakan duka serupa atas kehilangan temannya Tariq Ezz el-Din (48), mantan tahanan di penjara Israel dan salah satu anggota PIJ yang tewas dalam serangan Israel bersama kedua anaknya, Ali dan Mayar.
“Tariq adalah orang yang baik, dia mencintai negaranya dan keluarganya. Dia adalah ayah yang sangat penyayang,” kata Abu Omar.
Tariq Ezz el-Din semasa hidup tinggal di gedung al-Rabai, di mana total enam orang tewas.
“Tuan Jamal Khaswan, istri dan putranya yang berusia 22 tahun dan Tuan Tariq Ezz El-Din dan kedua anaknya yang berusia di bawah 10 tahun,” bebernya.
Tak hanya menelan korban orang dewasa, serangan Israel itu juga menewaskan sejumlah anak-anak.
Di depan gedung yang dibom, anak-anak berusia tujuh hingga 10 tahun berkumpul.
Mereka mengatakan kepada wartawan betapa takutnya atas serangan Israel tersebut.
Kinan Arada (8) mengatakan dirinya terbangun saat mendengar dentuman bom.
“Saya terbangun ketika gedung itu dibom. Jendela apartemen kami pecah, kami berteriak dan lari ke bawah. Saya ketakutan, seluruh gedung terbakar.”
“Saya sangat ketakutan ketika mendengar bahwa dua teman dan tetangga saya, Mayar dan Ali, tewas dalam serangan itu,” kata Arada.
“Kami berada di sekolah yang sama dan bermain bersama setiap hari,” ujarnya. (spm/ads)