RS Berisiko
Di RS Indonesia, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa sedikitnya 12 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat tembakan ke dalam kompleks.
Pejabat kesehatan mengatakan 700 pasien dan staf berada di bawah serangan Israel.
Sementara Kantor berita Palestina WAFA mengatakan fasilitas di kota Beit Lahia di timur laut Gaza telah terkena serangan artileri. Staf rumah sakit membantah ada militan bersenjata di tempat tersebut.
Ketua Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus pun mengatakan ia terkejut dengan serangan yang menurutnya telah menewaskan 12 orang, termasuk pasien.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pasukannya telah membalas tembakan ke arah pejuang di rumah sakit sambil mengambil banyak tindakan untuk meminimalkan bahaya terhadap non-kombatan.
Seperti semua fasilitas kesehatan lainnya di bagian utara Gaza, Rumah Sakit Indonesia sebagian besar telah berhenti beroperasi namun masih memberikan perlindungan bagi pasien, staf, dan warga yang mengungsi.
Sebanyak 28 bayi yang lahir prematur dievakuasi dari rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa. Lalu dibawa ke Mesir untuk perawatan darurat pada hari Senin.
Pasukan Israel pum menangkap Shifa pekan lalu untuk mencari jaringan terowongan milik kelompok Islam Hamas yang dibangun di bawahnya.
Ratusan pasien, staf medis, dan pengungsi meninggalkan Shifa pada akhir pekan. Para dokter mengatakan mereka diusir oleh tentara.
PBB mengatakan dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza kehilangan tempat tinggal.
“Kami menyaksikan pembunuhan warga sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam konflik apapun sejak saya menjadi Sekretaris Jenderal,” kata Sekjen PBB, Antonio Guterres. (spm/ads)