Gedung Twitter Ditutup setelah Ultimatum Elon Musk kepada Karyawannya

Ilustrasi Kantor Twitter Ditutup (Design by @kenzz.design)

ANDALPOST.COM – Ratusan karyawan Twitter mengundurkan diri secara massal setelah Elon Musk mengirimkan mereka surel pada Rabu malam, (16/11/2022). Surel itu berisi tentang persetujuan mereka untuk berkomitmen mengikuti aturan barunya. 

Dalam surel tersebut, Elon Musk menyebut aturan ini akan mengubah perusahaan mereka menjadi Twitter 2.0, dimana mereka diminta untuk bekerja dengan andal selama ‘berjam-jam dengan intensitas tinggi’ untuk mewujudkannya.

Jika mereka menolak, mereka harus angkat kaki dari perusahaan sosial media tersebut.

“Untuk membangun Twitter 2.0 dan membuatnya berhasil di dunia yang kompetitif ini, kita harus bekerja ekstrim dengan sangat keras (extremely hardcore). Ini artinya kita akan bekerja tanpa kenal waktu dan intens,” tulisnya melalui surel.

Karyawan hanya diberi waktu sampai pukul 5 sore pada hari Kamis waktu setempat untuk memilih apakah mereka mau untuk tetap tinggal atau keluar. Jika mereka tidak melakukannya, mereka akan mendapat potongan selama 3 bulan.

Menurut hasil survey yang dilakukan oleh aplikasi Blind, 42 persen dari 180 orang karyawan Twitter memilih opsi untuk keluar dari perusahaan tersebut, 25 persen memilih untuk tetap tinggal “dengan enggan” dan 7 persen mengatakan bahwa mereka bersedia untuk bekerja secara hardcore.

Dalam chat pribadi Signal yang berisi sekitar 50 staff Twitter, hampir 40 orang mengatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk pergi. Sementara di grup pribadi Slack yang saat ini diisi oleh para karyawan Twitter, hampir 360 orang bergabung dalam kanal baru berjudul “Berhenti secara Sukarela” yang baru saja mereka buat.

Meskipun begitu, menurut seorang karyawan yang saat ini masih bekerja di sosial media tersebut, dan juga dari beberapa karyawan yang keluar dari Twitter, Musk mencoba untuk meyakinkan beberapa karyawan top Twitter untuk tetap tinggal.

Sampai saat ini pun, masih belum jelas berapa banyak karyawan yang memilih untuk tetap tinggal di perusahaan tersebut. Mengingat bahwa sebelumnya Musk telah memecat hampir setengah karyawannya, semakin membuat sumber daya ketenagakerjaan di Twitter menjadi lebih sedikit.

Ditambah dengan keinginan Musk yang menyuruh mereka untuk bekerja ekstrim selama berjam-jam, tidak heran jika banyak dari karyawannya yang memilih untuk keluar. 

Saat masa pengunduran diri itu berlangsung, seorang jurnalis teknologi Zoë Schiffer melaporkan bahwa Twitter telah menutup seluruh gedung kantornya dan menangguhkan akses lencana mereka.

Ia mengatakan bahwa Musk dan timnya ‘takut’ jika karyawan mereka berusaha untuk menyabotase perusahaan.

“Twitter baru saja memperingatkan karyawannya. Semua gedung perkantoran ditutup sementara dan akses lencana tidak bisa digunakan. Kami mendengar hal ini karena Elon Musk dan timnya takut para karyawan akan menyabotase perusahaan,” tulisnya dalam akun Twitternya @ZoeSchiffer.

Ia juga menyebutkan bahwa saat ini Musk dan Timnya sedang mencoba memilih siapa saja karyawan Twitter yang perlu dikeluarkan dan dipotong aksesnya.

“Mereka sedang mencoba memilih karyawan Twitter yang perlu dihentikan aksesnya. Kantor akan dibuka kembali pada 21 November,” tambahnya. (MIC/FAU)