ANDALPOST.COM – Gempa besar yang melanda negara Turki pada hari ini, Senin (6/2) pagi, mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia.
Setidaknya lebih dari 2.000 orang tewas dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Gempa tersebut menggunjang wilayah Turki tenggara, dekat perbatasan Suriah.
Pusat gemoa yang berada di di dekat kota Gaziantep itu juga diikuti oleh getaran susulan.
Bahkan, gempa susulan tersebut sama besarnya dengan yang pertama.
Gempa besar yang terjadi di Turki berkekuatan hingga M 7,9.
Sehingga, disebut gempa mematikan karena berskala besar.
Akibat bencana itu mengakibatkan pecahan sepanjang 100 km dari garis patahan.
Alhasil menyebabkan kerusakan serius pada bangunan di sekitar patahan.
Sementara itu, kepala Institut Pengurangan Risiko dan Bencana di University College London Prof Joanna Faure Walker menyebut getaran di Turki merupakan gempa bumi paling mematikan.
“Dari gempa bumi paling mematikan pada tahun tertentu, hanya dua dalam 10 tahun terakhir yang memiliki kekuatan yang sama, dan empat dalam 10 tahun terakhir,” terang Walker.
Tetapi, bukan hanya kekuatan gempa yang menyebabkan kerusakan.
Namun, karena kejadian tersebut juga terjadi saat orang-orang tengah tidur dan beristirahat di dalam rumah.
Duka Mendalam
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan pidato singkat mengenai gempa bumi yang melanda negaranya.
“Negara kami telah mengambil tindakan dengan semua lembaganya mulai dari saat gempa, dan gubernur segera mengerahkan semua sarana mereka di provinsi mereka sendiri,” ujar Erdogan.
Lantaran bencana alam tersebut, sang presiden mendapat pengarahan terkait gempa bumi yang melanda Kahramanmaras dan provinsi tetangganya oleh pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD).
Erdogan juga mengatakan bahwa 10 gubernur lain telah ditugaskan untuk menindaklanjuti gempa tersebut.
Lembaga negara lainnya, seperti AFAD, Bulan Sabit Merah Turki (Kızılay) dan Angkatan Bersenjata Turki juga dikerahkan di wilayah-wilayah yang terkena dampak.
“Pembicaraan untuk bantuan internasional juga telah dimulai. Selain NATO dan Uni Eropa, tawaran bantuan 45 negara lainnya telah diterima.”
“Saya berharap belas kasihan Allah atas warga kami yang kehilangan nyawa dalam bencana besar ini. Dan pemulihan yang cepat bagi yang terluka,” imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.