Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Paus Fransiskus Serukan Perdamaian saat Berkunjung ke Sudan Selatan

Paus Fransiskus saat berkunjung ke Sudan Selatan. (Design by @jauhras)

ANDALPOST.COM – Paus Fransiskus mengunjungi Sudan Selatan pada Minggu (5/2) dan menyerukan perdamaian atas konflik etnis yang bertahun-tahun menimpa negara tersebut.

Ia juga menghimbau para warga di sana untuk menolak racun kebencian agar mencapai kedamaian dan kemakmuran.

Dalam lawatannya itu, ia juga memimpin Misa terbuka di lapangan mausoleum untuk pahlawan pembebasan Sudan Selatan John Garang, yang meninggal pada 2005 silam.

Vatikan mengungkapkan setidaknya ada 100.000 orang hadir dalam Misa tersebut.

Dalam Misa itu, pria berusia 86 tahun tersebut memohon para jamaah untuk menghindari kekerasan serta kemarahan yang membabi buta.

Kerumunan jamaah yang hadir turut bernyanyi, menabuh, dan bersorak saat Paus Fransiskus memasuki area Misa.

Seperti diketahui, Sudan Selatan memang didominasi Kristen.

Mereka memisahkan diri dari Sudan Muslim pada 2011 lalu.

Namun, dua tahun kemudian, mereka justru terjerumus dalam perang saudara.

Bahkan, pertempuran tersebut menelan korban jiwa sebanyak 400.000 orang.

Kendati pada tahun 2018 kedua belah pihak sepakat untuk berdamai, tetapi pertempuran masih berlanjut.

Pembunuhan serta penggusuran sejumlah warga sipil pun tak terhindarkan.

Sehingga, dalam kesempatan itu, Paus Fransiskus menghimbau mereka untuk berdamai.

Di akhir Misa, Paus Fransiskus menyampaikan pidato perpisahan sebelum meninggalkan tempat tersebut.

Tak lupa, ia mengucapkan rasa terima kasih kepada rakyat Sudan Selatan atas antusias mereka.

“Saudara dan saudari yang terkasih, saya kembali ke Roma dengan Anda bahkan lebih dekat ke hati saya.”

“Jangan pernah kehilangan harapan. Dan jangan kehilangan kesempatan untuk membangun perdamaian. Semoga harapan dan kedamaian tinggal di antara kalian.”

“Semoga harapan dan kedamaian tinggal di Sudan Selatan!” cuit Paus Fransiskus.

Sementara itu, Paus Fransiskus memang telah lama ingin mengunjungi Sudan Selatan.

Bahkan, ia ingin berlutut mencium para kaki pemimpin negara yang terlibat dalam peperangan selama pertemuan di Vatikan pada tahun 2019 lalu.

Saat berkunjung ke Sudan Selatan, Paus juga ditemani Uskup Agung Canterbury Justin Welby, pemimpin Komuni Anglikan global, dan Iain Greenshields, Moderator Majelis Umum Gereja Skotlandia.

Ziarah perdamaian adalah pertama kalinya dalam sejarah Kristen di mana para pemimpin tradisi Katolik, Anglikan, dan Reformasi melakukan kunjungan ke luar negeri bersama.

Lalu, ketiganya meninggalkan ibu kota Sudan Selatan, Juba, menggunakan penerbangan dan mendarat di Roma sekitar pukul 17.15 waktu setempat.

Harapan

Sebelumnya, Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Afrika.

Dia mengunjungi Republik Demokratik Kongo yang dikenal sebagai rumah bagi komunitas Katolik Roma terbesar di benua itu.

Kemudian, Paus melanjutkan perjalanan untuk mengunjugi para jamaaah di Sudan Selatan.

Saat menyampaikan pidato, Paus juga turut mendengarkan beberapa kisah mengenaskan atas pertempuran antara umat Sudan.

Salah satunya dialami oleh Ferida (72) yang juga hadir dalam Misa tersebut.

Ferida harus kehilangan ketiga anaknya lantaran konflik itu.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.