Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Grab Singapura Laporkan Adanya Perbaikan Dari Segi Keuangan Meski Belum Lama Rugi

Grab Singapura Laporkan Adanya Perbaikan Dari Segi Keuangan
Kantor pusat Grab Holdings Ltd., di Singapura. Grab Holdings Ltd. Sumber: CNBC

ANDALPOST.COM – Setelah beberapa waktu terakhir Grab Singapura berkutat dengan kemerosotan pendapatan, kini perusahaan memperkirakan kerugian operasional yang lebih kecil hingga akhir tahun. Perkiraan ini diumumkan oleh Grab Singapura pada Rabu (23/8/2023). 

Menciutnya kerugian Grab Singapura didorong kuat oleh penghematan biaya dari pengurangan tenaga kerja baru-baru ini. Pengurangan jumlah pekerja tersebut dilakukan oleh Grab Singapura pada akhir Juni lalu. 

Dibarengi kenaikan saham

Grab Singapura Laporkan Adanya Perbaikan Dari Segi Keuangan
Grab taxi yang beroperasi di wilayah Singapura. Sumber: Financial Times

Pengumuman perbaikan segi keuangan tersebut dibarengi dengan kenaikan saham perusahaan dengan kenaikan cukup drastis sekitar 4%. Hal ini dikarenakan kepercayaan publik yang semakin membaik karena adanya perbaikan pemasukan. 

Perusahaan transportasi yang beroperasi di Singapura tersebut diperkirakan mencatat kerugian sekitar  $30 juta dan $40 juta. Hal ini dihitung dengan pengecualian bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi perusahaan. 

Jumlah kerugian tersebut jauh berada di bawah perkiraan para analis yang memperkirakan kerugian Grab Singapura akan berada di angka $195 juta hingga $235 juta. 

Saat ini, banyak langkah taktis yang diambil oleh Grab Singapura untuk menghindari kerugian yang terus terjadi. Contoh langkah yang diambil Grab Singapura ialah dengan menjalani restrukturisasi yang berfokus pada penurunan biaya. 

Tidak hanya itu, Grab Singapura juga berusaha memotong biaya dengan memotong tagihan cloud serta insentif konsumen dan pekerja. Jumlah pekerjanya juga terkena dampak dari usaha perbaikan sektor keuangan Grab Singapura. 

Pada bulan Juni, perusahaan tersebut mengurangi sekitar 1.000 peran, atau sekitar 11% dari tenaga kerjanya, yang merupakan gelombang PHK terbesar sejak awal tahun 2020, ketika pandemi dimulai.

aat memutuskan untuk memberhentikan para karyawannya, CEO Grab Singapura berdalih PHK tersebut dinyatakan tetap perlu dilakukan untuk mengelola biaya dan memastikan layanan yang lebih terjangkau dalam jangka panjang.

Grab Singapura juga mengakui perkembangan cepat sektor teknologi mendorong mereka melakukan PHK. Mereka dituntut untuk mengadopsi Teknologi seperti AI generatif (kecerdasan buatan) berkembang dengan sangat cepat di mana alat-alat tersebut tidaklah murah. 

Pada kuartal yang berakhir 30 Juni, pendapatan perusahaan meningkat 77% menjadi $567 juta, melampaui perkiraan analis sebesar $546,1 juta, menurut data Refinitiv. 

Grab Singapura juga menghadapi masalah besar di wilayah jajahannya.

Tantangan yang dihadapi oleh Grab seperti dengan persaingan yang semakin ketat dalam layanan ride-hailing dan pengiriman makanan di seluruh Asia Tenggara. 

Meskipun Grab yang berbasis di Singapura memimpin pasar pemesanan kendaraan dan pengiriman di Asia Tenggara, Grab belum mencapai profitabilitas. Hal tersebut dikarenakan belanjanya untuk pertumbuhan dan persaingan dari pesaingnya seperti Grup GoTo di Indonesia membebani harga.  

Ditambah lagi Grab khususnya yang berada di kawasan Asia Tenggara menghadapi tekanan investor untuk melakukan pengurangan biaya lebih cepat. Meski sempat menuai kritikan saat memangkas jumlah karyawannya, Grab menjadi perusahaan yang cukup lambat mengurangi jumlah karyawannya. Para pesaing Grab lebih dulu melakukan hal tersebut. 

Di sisa tahun 2023 ini, pihak Grab Singapura optimis dapat menjadi lebih baik apalagi didukung dengan program berlangganan andalannya, Grab Unlimited, telah menjadi pendorong utama dalam memperluas pasar pengemudi, penumpang, dan usaha kecil.  

“Saat ini, semakin banyak orang yang menggunakan Grab dibandingkan sebelumnya,” kata CEO Grab Anthony Tan dilansir dari Payments.com. (paa/fau)