Permasalahan Belum Terselesaikan
Dilansir oleh Resul Serdar dari Al Jazeera, menyebut permasalahan terkait antara kedua negara belum terselesaikan.
“Ada janji untuk memulihkan hubungan, tetapi hubungan di tingkat diplomatik masih cukup rendah,” kata Serdar.
“Turki dan Mesir mendukung pihak yang berbeda. Turki mendukung pemerintah berbasis Tripoli yang diakui secara internasional di Libya. Sementara Mesir mendukung Benghazi, Khalifa Haftar dan pasukannya di sana,” imbuhnya.
Sementara itu, Libya memiliki sedikit perdamaian sejak pemberontakan yang didukung NATO 2011 silam atas penggulingan Muammar Gaddafi.
Disusul pada tahun 2014, terjadi perpecahan antara fraksi timur dan barat yang bersaing dan menyeret kekuatan regional.
Pada 2019, Forum Gas Mediterania Timur dibentuk, Turki sengaja dikecualikan. Sebagai tanggapan, Turki telah menandatangani kesepakatan maritim dengan pemerintah yang berbasis di Tripoli.
Konsultasi antara pejabat senior kementerian luar negeri di Ankara dan Kairo dimulai pada 2021 di tengah dorongan Turki untuk meredakan ketegangan dengan Mesir, Uni Emirat Arab, Israel, dan Arab Saudi.
Sebagai bagian dari rekonsiliasi tentatif itu, Ankara meminta saluran TV oposisi Mesir yang beroperasi di Turki untuk memoderasi kritik mereka terhadap Kairo.
Guna memperbaiki hubungan, Shoukry juga mengunjungi Turki sebagai wujud solidaritas setelah gempa besar yang menewaskan lebih dari 50.000 orang di negara itu dan Suriah pada bulan lalu. (spm/ads)