Kesepakatan
Pembebasan sandera pada hari Minggu terjadi setelah pembebasan 13 warga Israel, enam diantaranya wanita dan tujuh diantaranya remaja atau anak-anak.
Israel membebaskan 39 warga Palestina pada hari yang sama, enam wanita dan 33 remaja dari dua penjara.
Sumber Palestina mengatakan hingga 100 sandera pada akhirnya bisa dibebaskan.
Qatar, Mesir dan Amerika Serikat mendesak agar gencatan senjata diperpanjang setelah hari Senin (27/11/2023), namun belum jelas apakah hal itu akan terjadi.
Bentrokan dan saling tuduh mengancam akan merusak kesepakatan yang sudah ada.
Pembunuhan seorang petani Palestina di Jalur Gaza tengah sebelumnya menambah kekhawatiran tersebut.
Petani itu terbunuh ketika menjadi sasaran pasukan Israel di sebelah timur kamp pengungsi Maghazi yang telah lama berdiri di Gaza, kata Bulan Sabit Merah Palestina.
Sayap bersenjata Hamas juga mengatakan pada hari Minggu bahwa empat komandan militernya di Jalur Gaza telah tewas. Termasuk komandan brigade Gaza Utara, Ahmad Al Ghandour.
Tidak disebutkan kapan mereka dibunuh.
Kekerasan juga berkobar di Tepi Barat, di mana pasukan Israel membunuh tujuh warga Palestina. Termasuk dua anak di bawah umur dan setidaknya satu pria bersenjata, pada Sabtu malam dan Minggu pagi, kata petugas medis dan sumber lokal.
Bahkan sebelum serangan 7 Oktober dari Gaza, Tepi Barat telah berada dalam kondisi kerusuhan, dengan meningkatnya serangan tentara Israel, serangan Palestina, dan kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel dalam 18 bulan terakhir.
Lebih dari 200 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat sejak 7 Oktober, beberapa di antaranya akibat serangan udara Israel. (spm/ads)