ANDALPOST.COM — Pertempuran sengit telah menewaskan hampir 300 warga Palestina dalam 24 jam terakhir di Gaza, Minggu (10/12/2023).
Kelompok bersenjata Palestina serta Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu saling bertukar ancaman.
Serangan Israel berlanjut di seluruh wilayah yang terkepung pada hari Minggu, termasuk di bagian utara Gaza di mana seluruh lingkungan telah diratakan dengan serangan udara.
Pasukan darat yang telah beroperasi selama lebih dari enam minggu terus menghadapi perlawanan sengit dari pejuang Hamas.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan 297 orang tewas dan lebih dari 550 orang terluka dalam 24 jam terakhir di Gaza.
Menjadikan jumlah korban tewas sejak dimulainya perang pada 7 Oktober menjadi lebih dari 18.000 orang. Mayoritas dari mereka ialah perempuan dan anak-anak.
Hamas dan Netanyahu Saling Bertukar Ancaman
Serangan Israel di Gaza berlanjut pada hari ke-65 pada hari Minggu.
Hamas memperingatkan bahwa tidak ada tawanan yang mereka tangkap pada tanggal 7 Oktober akan keluar hidup-hidup, kecuali tuntutannya terpenuhi.
“Baik musuh fasis dan kepemimpinannya yang arogan maupun para pendukungnya, tidak dapat menahan tawanan mereka hidup-hidup tanpa pertukaran dan negosiasi serta memenuhi tuntutan perlawanan,” kata juru bicara Hamas Abu Obeida dalam siaran televisi.
PM Israel Benjamin Netanyahu meminta Hamas untuk menyerah.
“Ini adalah awal dari berakhirnya Hamas. Saya katakan kepada teroris Hamas: Ini sudah berakhir. Jangan mati demi (Yahya) Sinwar. Menyerahlah sekarang,” katanya, mengacu pada pemimpin Hamas di Gaza.
Hamas sebelumnya mengatakan Israel melancarkan serangan brutal yang menargetkan kota selatan Khan Younis dan jalan penghubung ke Rafah dekat perbatasan dengan Mesir.
Penduduk Gaza juga melaporkan pertempuran sengit di lingkungan Shujayea di Kota Gaza dan di kamp pengungsi Jabalia, daerah perkotaan yang padat.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan pasukan Israel menggerebek sebuah area dekat klinik UNRWA di jantung kamp Jabalia, tempat tim darurat dan petugas medis mengoperasikan pos medis.
“Tim terdiri dari sembilan dokter, perawat, dan relawan. Daerah sekitarnya saat ini sedang dibombardir, menimbulkan ancaman terus-menerus terhadap nyawa tim medis dan korban luka,” kata Bulan Sabit Merah dalam sebuah postingan di X pada Minggu malam.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.