Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Pemilu Khusus Patriot di Hong Kong Gagal, Jumlah Pemilih Sangat Rendah

Relawan berkampanye untuk partainya selama pemilihan dewan distrik di Hong Kong, 10 Desember 2023. (Foto: Reuters/Tyrone Siu)

ANDALPOST.COM — Puluhan orang di Hong Kong ditangkap pada Minggu (10/12/2023) saat pemilu pertama yang digelar untuk patriot berlangsung hingga tengah malam.

Para pejabat khawatir dengan kemungkinan rendahnya jumlah pemilih dalam pemilu yang tidak memiliki kandidat oposisi.

Tepat sebelum pemungutan suara ditutup pada Minggu malam, Ketua Komisi Urusan Pemilihan, David Lok mengumumkan perpanjangan pemungutan suara selama 90 menit hingga tengah malam, yang jarang terjadi.

Lantaran kegagalan dalam sistem digital yang digunakan untuk mengonfirmasi kelayakan pemilih dan mengeluarkan surat suara.

Ia membantah bahwa jumlah pemilih merupakan faktor dalam keputusan tersebut

“Komisi kami adalah badan non-politik dan tingkat partisipasi pemilih bukanlah urusan kami,” kata Lok.

Hong Kong terakhir kali mengadakan pemilihan dewan distrik pada puncak protes besar-besaran, yang terkadang disertai kekerasan, pada tahun 2019.

Tercatat kala itu, jumlah pemilih sebesar 71 persen yang merupakan kemenangan telak bagi kubu demokrasi.

Setelah itu, ketika pemerintah kota menekan oposisi politik, dibantu Undang-undang (UU) keamanan nasional yang diberlakukan oleh Beijing pada tahun 2020 lalu.

Sehingga semakin banyak hambatan yang muncul dalam persaingan legislatif daerah.

Berdasarkan peraturan baru yang diumumkan pada bulan Mei, jumlah kursi yang dapat dipilih secara langsung dikurangi dari 462 menjadi 88, dengan 382 kursi lainnya dikuasai oleh pemimpin kota, loyalis pemerintah, dan tuan tanah pedesaan.

Kandidat sekarang juga diharuskan untuk mencari nominasi dari tiga komite yang ditunjuk pemerintah.

Alhasil secara efektif menutup semua partai pro-demokrasi.

Lebih dari 70 persen kandidat yang dicalonkan untuk mencalonkan diri dalam pemilu adalah anggota komite pencalonan.

Di seluruh kota, poster-poster mendesak warga Hong Kong untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara.

“Pemilu tahun ini merupakan bagian terakhir dari teka-teki untuk menerapkan prinsip patriot yang memerintah Hong Kong,” bebernya.

Mengacu pada doktrin yang diterapkan Beijing pada pusat keuangan tersebut untuk menyingkirkan siapa pun yang dianggap tidak loyal secara politik setelah pemilu tahun 2019 dari jabatan publik.

“Mulai sekarang, dewan distrik tidak lagi seperti dulu yang merupakan platform untuk menghancurkan dan menolak pemerintahan pemerintah, untuk mendukung kemerdekaan Hong Kong dan membahayakan keamanan nasional,” kata Lee setelah memberikan suaranya.

Seorang pemilih awal, yang memberi nama keluarga Lee, setuju para patriot yang memerintah Hong Kong.

Insinyur sipil itu menambahkan bahwa pemilu tidak akan terpengaruh hanya karena beberapa kandidat tidak bisa ikut serta.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.