Pada Kamis (17/8/2023) lalu, para pejabat Federal Reserve pecah suara mengenai jabat Federal Reserve mengenai perlunya kenaikan suku bunga. Hal tersebut membuat harga minyak bumi anjlok kembali.
Tidak hanya itu saja, para negara yang selama ini menopang permintaan minyak bumi dunia juga mulai mengurangi produksinya.
Contoh saja Turki yang telah menghentikan ekspor Irak sebesar 450.000 barel per hari. Pun diperkirakan Turki akan terus mengurangi pasukannya ke Iran hingga September mendatang.
Lemahnya Manufaktur Produksi
Lesunya produksi manufaktur di negara-negara Asia juga turun memperparah harga minyak bumi. Terhitung sejak Juli kemarin, aktivitas manufaktur di negara Asia turun selama empat bulan berturut-turut.
Ditambah lagi oleh penurunan persediaan minyak mentah, pemotongan pasokan OPEC, dan karena pendinginan inflasi meredakan kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral.
“Prospek permintaan minyak mentah mendapat dorongan karena harapan soft landing di AS dan Eropa,” kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda. (paa/ads)