Sementara partai nol koma menjadi tempat bagi seluruh partai baru yang pertama kali maju pemilu 2024. Mereka berbagi tempat dengan sejumlah partai yang sudah lebih dulu kita kenal.
“PSI sampai sejauh ini dukungannya di angka 0,5 persen. PBB 0,3 persen, Garuda 0,3 persen, Ummat 0,3 persen. Dilanjut Hanura 0,1 persen, Buruh 0,1 persen, Gelora 0,1 persen, PKN 0,1 persen. Partai-partai ini harus kerja ekstra keras untuk lolos parliamentary threshold,” terangnya.
Walaupun begitu data yang terungkap, LSI mengatakan bahwa pasti akan ada dinamika elektabilitas hingga Pemilu 2024.
Disampaikan bahwa survei nasional LSI terhadap 1.200 responden ini dilakukan dalam kurun 4 – 15 Januari 2023.
Selain itu, Ardian juga mengatakan bahwa partai baru sekalipun memiliki peluang menjulang di Pemilu 2024.
“Data ini bisa berkembang. Kita ada sejarah menarik buat partai baru. Demokrat pada tahun 2004 pertama kali pemilu langsung masuk parlemen dengan dukungan 7,45 persen. Pemilu keduanya di 2009, Demokrat bahkan bisa jadi partai terbesar pemenang pemilu dengan angka 20,4 persen,” paparnya.
Sejalan dengan itu, LSI juga mengingatkan bahwa partai yang pernah duduk di DPR sekalipun dapat jatuh menjadi partai non parlemen.
“Yang perlu jadi catatan, partai yang pernah lolos ke DPR juga dapat terjatuh menjadi partai non parlemen. Seperti kasus Hanura dan PBB,” pungkasnya. (lth/fau)
