Serangkaian Masalah Penyebab Kemungkinan Kenaikan Harga
Sejak awal tahun 2022, harga beras global terus meningkat, dengan peningkatan sebesar 14% sejak bulan Juni lalu.
Kemudian, persediaan terbatas mengingat adanya kedatangan tanaman baru di pasar yang kedatangannya masih sekitar tiga bulan lagi.
Lalu, ada cuaca buruk yang melanda wilayah Asia Selatan, yaitu hujan muson yang tidak merata di India dan banjir di Pakistan, yang telah mempengaruhi pasokan.
Karena cuaca buruk ini, biaya penanaman padi menaik akibat kenaikan harga pupuk.
Juga, devaluasi mata uang yang menyebabkan adanya peningkatan biaya impor untuk banyak negara, sementara inflasi yang tinggi telah meningkatkan biaya pinjaman perdagangan.
“Kami menghadapi situasi di mana importir dibatasi. Masih harus dilihat apakah pembeli ini akan berada dalam posisi untuk menghadapi kenaikan harga lebih lanjut,” kata Mustafa.
Dugaan dari pihak Institut Riset Kebijakan Pangan Internasional (Ifpri), Joseph Glauber, bahwa kebijakan ini hanya untuk pencegahan.
“Saya menduga bahwa tindakan untuk melarang ekspor beras non-basmati sebagian besar bersifat pencegahan dan mudah-mudahan ini hanya sementara,” katanya.
Ada juga pernyataan dari seorang ahli kebijakan pertanian India, Devinder Sharma, mengatakan bahwa pemerintah sedang di tengah upaya untuk mengantisipasi kekurangan produksi.
Banyak yang percaya India harus menghindari larangan ekspor beras, dikarenakan hal ini dapat merugikan ketahanan pangan global.
Tidak hanya itu, India dianggap akan sebabkan lonjakan harga, dan jika larangan ini terus dijalankan, akan menjadikan negara tersebut sebagai pemasok beras yang sangat tidak dapat diandalkan, kata para ahli. (ala/fau)