Terima Notifikasi Berita Terkini. 👉 Join Telegram Channel.

Indonesia Butuh Pemimpin yang Sadar Ketertinggalan Pengetahuan dan Teknologi

Sekjen PDIP Hasto Kristyanto saat sampaikan sosok pemimpin ideal/arsip PDIP

ANDALPOST.COM – Jelang Pemilu 2024, narasi untuk memilih calon pemimpin di Indonesia semakin gencar.

Parpol menjadi wadah dalam membentuk atau merekomendasikan sosok pemimpin ideal yang dibutuh Indonesia saat ini.

Beberapa partai yang tergabung dalam koalisi punya jagoan sendiri seperti Koalisi Indonesia Perubahan (Nasdem, PKS dan Demokrat) punya Anies Baswedan.

Sedangkan beberapa partai lainnya punya kandidat yang masih di seleksi. Misalnya saja PDIP yang masih harus memilah dua matahari antara Puan Maharani atau Ganjar Pranowo. Hingga saat ini PDIP belum juga mengumumkan siapa sosok yang bakal mereka usung untuk menggantikan Presiden Jokowi.

Narasi Hasto Kristiyanto

Kendati demikian Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto ada kriteria khusus tentang ciri-ciri pemimpin yang bakal diangkat.

Hal yang paling penting menurutnya adalah seorang yang paham betul apa kelemahan Indonesia.

“Indonesia butuh pemimpin yang menyadari bahwa ketertinggalan Indonesia selama ini di berbagai aspek. Salah satunya adalah akibat adanya gap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ucap Hasto (4/2/2023).

Hasto menambahkan bahwa intelektual adalah hal paling fundamental bagi seorang pemimpin. Pasalnya intelektual seorang pemimpin akan membawa Indonesia menjadi negara yang hebat.

Menurutnya intelektual membuat bangsa bisa mempertahankan kesejahteraan masyarakatnya.

Karena bukan hanya kekuatan militer saja untuk mempertahankan sebuah bangsa, namun juga non-militer. Maka dari itu jiwa kepemimpinan seorang presiden harus dibangun dari segala aspek kehidupan.

“Maka kepemimpinan kita harus di segala bidang, dan hanya bisa kita lakukan jika menguasai ilmu-ilmu dasar, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta riset. Tak ada negara yang besar tanpa penguasaan ilmu-ilmu dasar,” tutur Hasto.

Hal tersebut sejauh ini belum maksimal di Indonesia. Contoh nyata adalah Indonesia adalah negara yang kaya namun masih saja tertinggal soal pengetahuan dan teknologi.

“Negara kita ini kaya akan sumber daya. Akan tetapi, ketika ada gap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita sering kali tertinggal dalam banyak aspek,” ucapnya menambahkan.

Bagi PDIP saat ini harapan besar bergantung pada para anak muda yang notabene mahasiswa. Diharapkan jiwa eksplorasi mereka bisa tumbuh dan penuh gairah. Sehingga di usia yang masih muda mereka punya semangat untuk menumbuhkan kreativitas.

“Hidup tanpa ide bagi masa depan, sama saja melangkah tanpa arah. Tak tahu bergerak ke mana. Ide dan imajinasi itu diawali dengan suatu tradisi membaca buku, dengan kepemimpinan intelektual. Itu sudah dibuktikan para pendiri bangsa kita,” ujar Hasto.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.