Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, lebih dari 20 peraih medali negara itu di Olimpiade Tokyo yang dipentaskan pada 2021 memegang pangkat militer.
Dari 71 medali yang diraih di Jepang, 45 di antaranya diraih oleh atlet yang berafiliasi dengan Klub Olahraga Pusat Angkatan Darat.
Meskipun memberikan rekomendasi, IOC tetap mengecam invasi yang diluncurkan Rusia terhadap Ukraina.
“Tim atlet dengan paspor Rusia atau Belarusia tidak dapat berpartisipasi. Mereka yang bertanggung jawab atas perang, negara dan pemerintah Rusia dan Belarusia,” tegas IOC.
Larangan dan Kecaman
Baik Rusia maupun Belarusia tetap tidak boleh menyelenggarakan acara olahraga internasional di wilayah mereka. Selain itu juga tidak ada bendera, lagu kebangsaan, atau identifikasi lain dari negara-negara tersebut yang dapat ditampilkan di acara atau pertemuan olahraga.
“Tidak ada pejabat pemerintah atau negara Rusia dan Belarusia yang dapat diundang atau diakreditasi untuk acara olahraga internasional apa pun,” terang IOC.
Ketua Komite Olimpiade Rusia mengatakan, bahwa kriteria yang direkomendasikan oleh IOC tidak dapat diterima.
“Ini diskriminasi atas dasar kebangsaan,” kata Stanislav Pozdnyakov seperti dikutip kantor berita Rusia.
Senada dengan Pozdnyakov, Wakil Menteri Luar Negeri, Piotr Wawrzyk juga mengecam rekomendasi dari IOC tersebut.
“Hal-hal positif apa yang telah dilakukan Rusia untuk atlet mereka sekarang ambil bagian dalam kompetisi!! Setelah Bucha, Irpin, Hostomel!! Setelah pengeboman harian terhadap situs sipil!! Ini hari yang memalukan bagi IOC!!” beber Wawrzyk.
Kecaman tersebut muncul selang beberapa hari setelah Atletik Dunia memilih untuk mencabut larangan doping delapan tahun di Rusia. (spm/ads)