ANDALPOST.COM – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran memanggil utusan Ukraina, Mykhailo Podolyak pasca negara tersebut dihantam drone, Senin (30/1).
Hal itu dipicu lantaran serangan drone diduga berkaitan dengan perang yang terjadi di Ukraina.
Dalam akun Twitter miliknya, Mykhailo Podolyak membuat ulasan mengenai serangan drone yang melanda Iran.
“Dugaan akibat perang memang tak terhindarkan. Mobilisasi tanpa henti, pertahanan rudal di Moskow sejauh 1000 km, persiapan tempat perlindungan bom.
“Malam eksplosif di Iran, produksi drone & rudal, kilang minyak. Ukraina telah memperingatkan hal tersebut kepada Anda,” cuit Podolyak.
Kendati begitu, pejabat Ukraina belum juga memberikan tanggapan atas serangan drone yang melanda Iran.
Seperti diketahui, pabrik militer Iran di Isfahan diserang oleh tiga orang yang membawa senjata berupa bahan peledak.
Kementerian pertahanan setempat menyebut serangan tersebut dapat digagalkan, sehingga hanya menyebabkan kerusakan kecil pada atap pabrik.
Media pemerintah lokal memperlihatkan sisa-sisa drone yang masih tersangkut di jaring yang dipasang di atas pabrik guna melakukan pertahanan.
Mengetahui hal tersebut, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang enggan disebutkan namanya menyebut Israel sebagai dalang dari serangan drone itu.
Pada malam serangan drone, terdapat sejumlah kejadian lain di wilayah Iran, termasuk kebakaran di kompleks industri besar di barat laut negara tersebut. Namun, pihak berwenang belum memberikan pernyataan resmi atas insiden itu.
Tanggapan Menlu Iran
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengklaim serangan drone itu sebagai tindakan pengecut.
Dia meyakini, serangan tersebut bertujuan untuk membahayakan keamanan negara Iran.
Kendati, santer diberitakan bahwa Israel menjadi dalang dari kejadian itu, namun hingga kini negara tersebut belum memberikan pernyataan resminya.
Diketahui, negara Iran memang kerap disebut sebagai target atas serangan Israel.
Israel dengan tegas mengecam serangan besar-besaran karena upaya untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia, namun belum mendapatkan titik terang.
Di sisi lain, Ukraina serta negara-negara Barat menuduh Iran sebagai pemasok drone bagi Rusia yang telah digunakan selama invasi.
Secara terang-terangan, Iran memang mengakui telah memasok drone dalam jumlah terbatas ke Rusia, namun hal itu telah dimulai sebelum invasi pada Februari 2022.
AS Yakin Serangan Berasal dari Israel
Sejumlah pejabat di AS menyebut serangan drone yang terjadi di sebuah pabrik militer di pusat kota Isfahan Iran dilakukan oleh Israel.
“Sebuah ledakan telah terjadi di salah satu pusat militer yang berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan,” kata wakil kepala keamanan untuk gubernur Isfahan Mohammad Reza Jan-Nesari.
Reza Jan-Nesari mengungkapkan, insiden nahas tersebut menyebabkan kerusakan, namun tidak ada korban jiwa.
“Ada serangan gagal oleh drone kecil yang terjadi di kompleks industri kementerian pertahanan, untungnya sudah ada yang diidentifikasi sebagai penyerang,” ungkap kantor berita negara, IRNA.
“Sistem pertahanan udara kompleks tersebut mampu menghancurkan dua drone lainnya. Untungnya, serangan yang gagal ini tidak membunuh siapa pun dan kerusakan kecil terjadi di atap kompleks,” bebernya.
Kementerian menjelaskan bahwa serangan itu terjadi pada pukul 10.30 waktu setempat.Pabrik tersebut diketahui beradad di sekitar 440 kilometer di selatan Teheran. (spm/fau)