ANDALPOST.COM — Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan berjuang hingga kemenangan melawan Hamas berada di genggaman, Sabtu (21/10/2023).
Alhasil, Israel tidak henti-hentinya melakukan pemboman militer. Diperkirakan akan adanya invasi ke daerah kantong tersebut setelah Hamas membebaskan dua sandera Amerika Serikat (AS).
Kelompok Islam Hamas yang menguasai Gaza pada hari Jumat (20/10/2023) membebaskan warga Amerika Judith Tai Raanan (59). Serta sang putri Natalie (17), yang diculik dalam serangan mereka terhadap Israel selatan pada 7 Oktober.
Gambar yang beredar setelah pembebasan menunjukkan kedua wanita itu dikelilingi oleh tiga tentara Israel dan berpegangan tangan dengan Gal Hirsch, koordinator Israel untuk para tawanan dan hilang.
Dihubungi melalui telepon di Bannockburn, Illinois, di luar Chicago, Uri Raanan, ayah remaja tersebut, mengatakan ia berbicara dengan putrinya melalui telepon.
“Dia terdengar sangat, sangat baik, sangat bahagia, dan dia terlihat baik,” ujarnya.
Mereka adalah sandera pertama yang dikonfirmasi oleh kedua belah pihak dalam konflik tersebut untuk dibebaskan sejak kelompok bersenjata Hamas menyerbu Israel. Juga membunuh 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 200 lainnya.
“Dua korban penculikan kami berada di rumah. Kami tidak menyerah dalam upaya memulangkan semua orang yang diculik dan hilang,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jumat malam.
“Pada saat yang sama, kami akan terus berjuang hingga meraih kemenangan,” tegasnya.
Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, mengatakan para sandera dibebaskan sebagian. Sebab alasan kemanusiaan sebagai tanggapan terhadap mediasi Qatar.
Invasi Darat
Sementara itu, Israel telah mengumpulkan tank dan pasukan di dekat Gaza untuk rencana invasi darat.
Pengeboman mereka terhadap Gaza telah menewaskan sedikitnya 4.137 warga Palestina. Termasuk ratusan anak-anak, sementara lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi, menurut para pejabat Palestina.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pencapaian tujuan Israel tidak akan mudah dan cepat.
“Kami akan menggulingkan organisasi Hamas. Kami akan menghancurkan infrastruktur militer dan pemerintahannya. Ini adalah fase yang tidak mudah. Ada konsekuensinya,” kata Gallant kepada komite parlemen.
Ia menambahkan bahwa fase selanjutnya akan lebih berlarut-larut. Namun bertujuan untuk mencapai situasi keamanan yang benar-benar berbeda tanpa adanya ancaman terhadap Israel dari Gaza.
“Ini bukan sehari, bukan seminggu, dan sayangnya bukan sebulan,” ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.